Dubai (Antara/Reuters) - Seorang pria Saudi ditembak mati saat membantu evakuasi penduduk kota Awamiya, Arab Saudi.  

Di kota itu, pertempuran antara pasukan keamanan dan pasukan Syiah bersenjata membuat ribuan orang mengungsi, demikian laporan media swasta dan warga setempat, Kamis.

Pasukan keamanan telah berusaha selama 2,5 bulan untuk mengusir pasukan bersenjata yang merupakan dalang di balik penyerangan polisi di Awamiya. Kota kecil Syiah itu dihuni oleh sekitar 30.000 orang  dan menjadi pusat demonstrasi minoritas Syiah melawan pemerintahan Sunni.

Perlawanan tersebut telah meningkat sejak minggu lalu ketika pasukan elit memasuki kota, yang pada Mei dijadikan pihak berwenang  untuk memulai serangan dengan tujuan merobohkan kawasan lama, yang  dikenal sebagai al-Musawara, dalam upaya mencegah pasukan bersenjata menggunakan jalan-jalan sempit untuk menghindari penangkapan.

Media pemerintah dan kalangan aktivis memberikan informasi yang bertentangan soal bagaimana pria tersebut tewas pada Rabu.

Situs berita sabq.org mengatakan pasukan bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah bus, yang digunakan sebuah badan amal lokal untuk memindahan orang-orang dari Awamiya, hingga menewaskan satu orang dan melukai orang-orang lainnya.

Namun, aktivis lokal mengatakan pria tersebut, yang diidentifikasi sebagai Mohammed al-Ruhaymani, ditembak pasukan Arab Saudi ketika membantu beberapa warga meninggalkan kota. Mereka mengunggah foto seorang pria paruh baya yang mengenakan sorban putih, dan sebuah foto yang memperlihatkan pria di ranjang rumah sakit yang dikatakan terluka dalam insiden tersebut.

Pihak berwenang setempat telah mengungkapkan sedikit informasi mengenai situasi di Awamiya. Penduduk setempat dan aktivis lokal telah mengunggah foto dan video yang menunjukkan tempat tersebut telah menjadi medan perang, dengan bangunan yang terbakar dan jalanan yang dipenuhi puing-puing.

Penduduk setempat memperkirakan lebih dari 20.000 orang melarikan diri ke kota teraman dan desa terdekat. Lebih dari 12 orang terbunuh dalam seminggu terakhir, yaitu tiga orang polisi, dan sembilan warga sipil.

Kawasan Awamiya, di Provinsi Qatif yang memproduksi minyak dan merupakan tempat tinggal banyak penduduk minoritas Syiah di Arab Saudi, telah mengalami kerusuhan dan serangan beberapa kali terhadap pasukan keamanan sejak gelombang protes serupa "Musim Semi Arab" muncul pada 2011. Penduduk di wilayah itu mengeluhkan perlakuan yang tidak adil oleh pemerintahan pimpinan Sunni. Riyadh menyangkal tuduha itu.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017