Manado (Antara) - Penduduk perempuan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) paling bahagia dibandingkan dengan laki-laki pada 2017.

"Hal ini tercermin pada indeks kebahagiaan penduduk perempuan sebesar 74,00, nilai ini lebih tinggi dibandingkan nilai indeks penduduk laki-laki yang sebesar 73,25," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Moh Edy Mahmud di Manado, Senin.

Dia mengatakan dilihat dari tiga dimensi penyusun Indeks Kebahagiaan, terdapat pola yang serupa pada Indeks Dimensi Perasaan (Affect) dan Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia).

Indeks dimensi kepuasan hidup perempuan lebih tinggi dari laki-laki, masing-masing dengan indeks sebesar 75,12 dan 73,10.

Untuk indeks dimensi makna hidup (Eudaimonia) perempuan lebih tinggi dari laki-laki, masing-masing dengan indeks sebesar 77,25 dan 76,92.

Namun, katanya, pada indeks dimensi perasaan (Affect) penduduk laki-laki mempunyai nilai sedikit lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan, masing-masing dengan indeks sebesar 69,40 dan 69,21.

Indikator penyusun Indeks Kebahagiaan Sulut, indikator tertinggi adalah Keharmonisan Keluarga 82,88 yang merupakan subdimensi kepuasan hidup sosial.

Sementara indeks indikator terendah adalah perasaan tidak khawatir/cemas 63,92 yang merupakan subdimensi perasaan.

Namun demikian, katanya, masih terdapat beberapa indikator lain yang memiliki indeks dibawah 70 yaitu tingkat pendidikan dan keterampilan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan fasilitas rumah, perasaan tidak khawatir/cemas, serta perasaan tidak tertekan.

Pada dimensi perasaan (Affect), indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah Perasaan senang/riang/gembira dalam menjalani kehidupannya sehari-hari pada tingkatan 80,38, sementara yang terendah adalah perasaan tidak khawatir/cemas pada tingkatan 63,92.

Dia katakan pada dimensi makna hidup (Eudaimonia), indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah tujuan hidup (81,28), sebaliknya yang terendah adalah pengembangan diri (71,18).

"Dapat disimpulkan, bahwa penduduk Sulut pada umumnya telah merasa optimis dengan masa depannya," jelasnya.

Sementara itu, katanya, tingkat pengembangan potensi diri upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya sedikit lebih rendah.***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017