Bengkulu (Antara) - Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu menyebutkan baru sekitar 20-25 persen pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan pasar perdagangan elektronik atau e-Commerce.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bengkulu Yuliswani di Bengkulu, Selasa, menyebutkan, para pelaku UMKM setempat masih terpaku pada toko fisik saja.

"Hal ini juga disebabkan oleh faktor penunjang yakni jaringan internet, masih banyak `blank spot` area Internet di daerah kami," kata dia.

Sementara daerah sebaran pelaku UMKM lanjut dia tidak hanya di Kota Bengkulu saja yang memiliki area jangkauan internet yang cukup baik.

Banyak juga yang berada di kabupaten-kabupaten dengan jaringan internet yang kurang mendukung, kalau pun ada kondisi kecepatan jaringannya cukup lambat.

"Kami juga berharap penyedia jaringan ikut membantu pemerataan jaringan ini, sehingga banyak kegiatan produktif masyarakat akan bertumbuh ke depannya," kata dia lagi.

Di Provinsi Bengkulu sendiri menurut data terakhir lanjut Yuliswani ada sekitar 144.000 penggiat UMKM, separuhnya berlokasi di Kota Bengkulu, sementara yang lainnya tersebar di sembilan kabupaten di Bengkulu.

Sementara itu demi meningkatkan akses UMKM terhadap e-Commerce, Bank Indonesia menghadirkan pemilik salah satu "online market place" terbesar di Indonesia yakni Tokopedia, sebanyak 130 UMKM dan mahasiswa diperkenalkan dan mendapatkan pelatihan begaimana memulai pemasaran secara elektronik.

"Paradigma perdagangan sejak satu dekade belakang sudah berubah menjadi, lebih baik buka tutup laptop daripada buka tutup toko," ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Endang Kurnia Saputra.***3***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017