Rejang Lebong, (Antarabengkulu) - Perkembangan harga jual beras di tingkat penggilingan di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa hari belakangan mengalami kenaikan.
Mahmud, pemilik usaha penggilingan padi di Kelurahan Talang Benih, Kecamatan Curup, Minggu, mengatakan saat ini harga beras jenis IR-64 dijual seharga Rp165.000 per kaleng ukuran 16 kg atau Rp10.312 per kg.
"Saat ini kami jual Rp165.000 per kaleng, harganya naik dari sebelumnya Rp160.000 per kaleng. Harga ini mengalami kenaikan karena saat ini sudah tidak ada lagi petani yang panen, apalagi saat ini mulai masuk musim tanam," ujarnya.
Selain harga beras lokal jenis IR-64 yang mengalami kenaikan, hal serupa juga dialami beras jenis harum yang sebelumnya berkisar Rp165.000 naik menjadi Rp170.000 per kaleng, atau Rp10.625 per kg.
Beras yang ada di pinggilingannya itu sendiri tambah dia, mereka beli dari petani setempat atau yang datang dari daerah lainnya dengan harga per kaleng Rp150.000 sampai Rp155.000 per kaleng. Beras ini kemudian dijual lagi dengan harga Rp165.000 dengan perhitungan untuk pembelian karung, serta pengolahan lanjutan.
Sejauh ini produksi beras asal daerah itu, sudah mengalami penurunan selain akibat musim panen sudah berakhir juga adanya pengeringan irigasi yang dilakukan pemerintah setempat menyusul adanya pekerjaan pembangunan saluran irigasi tersier sejak April 2017.
"Yang masuk ke penggilingan padi di sini umumnya beras dari kecamatan lain, bahkan ada yang dari Kabupaten Lebong maupun padi yang berasal dari daerah Merasi di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Mereka menggiling padi di sini dan kemudian menjual berasnya ke pasaran di Rejang Lebong," urainya.
Sementara itu Sutarso, seorang petani padi di Kelurahan Talang Benih, mengatakan, mereka saat ini beralih menanam palawija dan sayuran, karena sawah mereka tidak bisa dialiri air irigasi.
"Saat ini kami beralih menanam sayuran atau palawija, air irigasinya kering sehingga kami belum bisa bercocok tanam padi," urainya.

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017