Raja Ampat (Antara) - Presiden Joko Widodo melakukan tawar-menawar dengan mama-mama Papua yang menjual salak, pinang dan sagu saat peringatan Hari Ibu Nasional yang diselenggarakan di Pantai Waisai Torang Cinta Raja Ampat, Papua Barat, Jumat.

Presiden memanggil tiga mama-mama Papua, yakni Ibu Syana (penjual salak), Bu Selina (penjual sagu) dan Ibu Feli (penjual pinang).

"Perkenalkan nama," kata Presiden memulai perbincangan dengan mama-mama Papua tersebut.

Ibu Syana mengaku jualan salak yang diambil dari kebunnya sendiri.

"Tadi satu tumpuk berapa kilo?," tanya Presiden.

Ibu Syana mengaku tidak menghitung berapa kilo tersebut dan tidak menimbangnya.

Presiden lanjut menyakan harga satu tumpuk salak tersebut.

"Rp30 ribu," jawabnya.

"Kenapa tidak Rp10 ribu," tawar Prediden.

Menanggapi tawaran tersebut, Ibu Syana hanya tertawa.

"Ibu ini pertanyaan. Kalau bisa jawab saya beri sepeda," janji Jokowi.

"Karena salaknya tidak musim. Jadi karena tak musim jadi Rp30 ribu," jawab Bu Syana.

Presiden membenarkan alasan Bu Syana yang menaikkan harga salaknya tersebut karena sedang tidak musim.

Kemudian Jokowi menanyakan uang hasil jualan salak tersebut.

Bu Syana mengatakan hasil jualan salak untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah.

Presiden akhirnya membeli salak yang dijualnya tersebut.

    
Pinang
Selanjutnya Presiden menyapa Bu Feli yang berjualan pinang.

"Waduh kalau pinang saya beli untuk apa," tanya Presiden.

Ibu Feli menjelaskan manfaat pinang untuk untuk penyakit gula, bau mulut dan membuat gigi kuat

"Jadi kalau saya makan itu terus gigi saya kuat? Berani jaminn" kata Presiden.

"Dijamin pak," kata Bu Feli. Dia juga menyebutkan harga per tumpuk Rp10 ribu dan saat ikut acara ini membawa 20 tumpuk.

"Waduh habis berapa lama itu. Ini ngambil dari mana pinangnya?," tanya Presiden.

Bu Feli mengatakan pinang hasil kebun sendiri dan jika kurang membeli dari pulau lain.

Dia juga mengungkapkan bahwa penghasilannya per hari bisa mencapai Rp300.000-Rp500 ribu.

"Kaya dong kalau tiap hari bisa dapat Rp300-500 ribu," kata Presiden.

Bu Feli mengaku hasil jualan tersebut untuk mengkuliahkan dua anaknya di Jakarta dan Bandung.

Ibu ini juga mengaku kalau kuliah kedua anaknya dibiayai sendiri dan mendapat bantuan dari pemerintah.

"Berarti dua-duanya bagus. Ibu bagus, pemerintahnya bagus," puji Presiden.

Selanjutnya Presiden menyapa Ibu Selina yang menjual sagu untuk dibuat makanan Papeda.

"Ada berapa sagu yang dibawa," tanya Presiden.

"Delapan potong sama satu tumang," jawab Bu Selina.

Jokowi menanyakan harga per potong sagu tersebut.

"Rp20 ribu kalau di pasar, kalau di sini Rp30 ribu," katanya sambil malu-malu.

"Di pasar Rp20 ribu, di sini Rp30 ribu. Kalau yang beli Presiden berapa," kata Jokowi.

Ibu Selena hanya mengatakan, "Dari bapak saja".

Presiden justru membeli sagu tersebut Rp40 ribu per potong.

"Jadi saya beli Rp40 ribu ya, boleh," tawar Presiden.

Bu Selina langsung menyatakan boleh.

"Saya bawa pulang untuk dimasak dijadikan Papeda," kata Presiden.

Presiden juga menanyakan hasil penjualan sagu tersebut.

"Uangnya dipakai apa," tanya Presiden.

Ibu Selena mengaku untuk membangun rumahnya. ***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2017