Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyatakan angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan di daerah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Rejang Lebong Syamsir D, di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dalam tiga tahun belakangan mengalami penurunan.

"Pada tahun 2017 lalu, jumlah AKI sebanyak empat kasus dan AKB sebanyak 34 kasus. Sedangkan pada tahun 2016 lalu jumlah AKI lima kasus dan AKB 38 kasus, dan pada 2015 lalu jumlah AKI-nya ada lima kasus dan AKB 42 kasus," katanya lagi.

Penurunan jumlah AKI dan AKB terjadi dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong tersebut, ujar dia, karena mulai meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di puskesmas maupun posyandu di wilayah masing-masing.

Dalam proses kehamilan seorang ibu, menurutnya lagi, memiliki risiko tinggi mulai dari kurang energi kronik (KEK) dan hipertensi, kemudian masalah dengan berat badan, risiko terlalu banyak anak hingga risiko akibat terlalu muda maupun terlalu tua.

"Selama tahun 2017 lalu, jumlah ibu hamil di Rejang Lebong tercatat sebanyak 5.237 orang. Dari jumlah itu diketahui sebanyak 1.047 orang atau berkisar 20 persen di antaranya berisiko," ujarnya lagi.

Kendati kalangan ibu hamil di Rejang Lebong memiliki risiko mencapai 20 persen, tetapi dalam proses kelahirannya petugas kesehatan tidak menemukan penyakit penyerta seperti terserang penyakit difteri maupun rubela.

Guna menekan AKI dan AKB di wilayahnya, pihaknya melalui 21 puskesmas yang tersebar dalam 15 kecamatan terus melakukan penyuluhan kepada masyarakat masing-masing kecamatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan pola hidup bersih dan sehat.

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018