Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Kepala Kepolisian Daerah Bengkulu Brigjen Pol Coki Manurung menekankan kepada semua pihak bahwa kasus pembunuhan yang terjadi terhadap siswi SMA Negeri 4 Kota Bengkulu bukan karena pertikaian antar sekolah, dan jangan dikait-kaitkan dengan instansi pendidikan. 

"Jangan dikaitkan dengan sekolah SMAN 4 atau SMAN 7 Kota Bengkulu, ini murni masalah pribadi, bukan masalah sekolah," kata dia usai mengunjungi rumah duka.

Kapolda mengimbau semua pihak agar menyerahkan proses pengungkapan kasus ini kepada pihak yang berwajib, dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang ternyata menyalahi hukum. Imbauan ini juga berlaku bagi para pelajar yang bersekolah di dua sekolah tersebut.

"Tidak boleh berpikir-berpikir yang lain, dan melakukan tindakan-tindakan lain, serahkan pada kepolisian, (pelaku) akan dihukum maksimal sesuai dengan perbuatan," kata dia lagi.

Auzia Umi Detra, pelajar kelas 2 SMA Negeri 4 Kota Bengkulu diaporkan keluarga hilang pada Kamis, 1 Februari 2018. 

Kapolda kunjungi rumah duka. (Foto Antarabengkulu) 

Kepolisian Dearah Bengkulu langsung mengusut kasus tersebut, dan mencurigai beberapa. Termasuk salah satunya yang diduga mantan pacar korban, MS (17), tersangka merupakan pelajar di SMA Negeri 7 Kota Bengkulu.

Dari hasil penyidikan dan pengakuan MS, akhirnya jenazah Auzia dapat ditemukan di salah satu kawasan pantai Teluk Sepang Kota Bengkulu.

Dari pengakuan tersangka itu pula, menyebutkan pembunuhan bermotif karena desakan ekonomi, namun pihak kepolisian tidak percaya begitu saja, sampai saat ini penyidik masih mendalami motif sebenarnya.

"Ini sekarang versinya (motif pembunuhan) banyak nih karena HP lah, ini lah, itu lah, nanti dari hasil autopsi baru kita bisa melihat latar belakangnya. Jadi mohon bersabar, jangan percaya hoax," ujar kapolda.***2***


Pewarta: Boyke ledy watra

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018