Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Kalangan pedagang pengepul sayuran di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu terpaksa membuang aneka sayuran dari gudang mereka karena tidak laku dijual.

"Sayuran ini paling lama bertahan dua hari, jadi kalau tidak laku sayuran ini akan kami buang karena akan layu dan berulat," kata Suprat, pengelola gudang sayuran UD CBS Kelurahan Simpang Nangka, Kecamatan Selupu Rejang, Selasa.

Beberapa jenis sayuran yang mereka buang karena tidak laku tersebut, ujar dia, antara lain daun sop atau seledri, sawi manis dan sawi pahit. Ketiga jenis sayuran yang dibuang ini daya simpannya hanya bertahan dua hari, lebih dari itu sudah layu.

"Selain itu, sayuran ini juga harga jualnya mengalami penurunan sehingga tidak laku, kalau dari petani tidak ada permasalahan," ujarnya lagi.

Sementara itu, perkembangan harga sayuran di wilayah itu dalam beberapa pekan belakangan, kata Suprat, mengalami penurunan drastis, seperti kola bulat saat ini di gudang hanya dihargai Rp1.000 per kg dari sebelumnya Rp1.500. Kemudian buah tomat dari Rp4.500 turun menjadi Rp3.000 per kg, daun bawang dari Rp5.000 turun menjadi Rp2.500 per kg.

Seterusnya sawi bola dan sawi manis yang sebelumnya dihargai Rp1.500, saat ini hanya Rp1.000 per kg. Daun sop atau seledri dari Rp5.000 turun menjadi Rp3.000 per kg. Sedangkan untuk arcis bertahan pada kisaran Rp15.000 per kg, dan begitu juga labu siam kisaran Rp1.500 per kg.

Panurunan harga beberapa jenis sayuran ini, kata dia, akibat pengaruh musim buah-buahan, dengan daya beli masyarakat menurun dan hal ini sudah terjadi setiap tahun.

"Untuk cabai merah keriting mengalami kenaikan dari Rp26.000 menjadi Rp35.000 per kg, begitu juga dengan cabai hijau dari Rp14.000 naik menjadi Rp16.000 per kg," ujarnya pula.

Sementara itu Yanto, salah seorang petani di kawasan Kelurahan Simpang Nangka berharap harga jual aneka sayuran itu bisa kembali stabil, sehingga tidak akan mempengaruhi pendapatan mereka, di tengah-tengah adanya kenaikan harga kebutuhan pokok belakangan ini.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018