Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Para petani di Desa Tanjung Agung Palik, Kecamatan Air Besi, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, mengeluhkan bendungan irigasi di daerah ini yang jebol.
Bendungan irigasi teknis daerah itu jebol sejak bulan lalu, sehingga sekarang areal persawahan petani seluruhnya mengalami kekeringan," kata seorang petani setempat, Mukin, di Tanjung Agung Palik, Begkulu Utara, Kamis.
Ia mengatakan, sejak bendungan itu jebol, tanaman padi pada areal persawahan yang ada di sana seluruhnya mencapai 200-an hektare mengalami kekeringan. Padahal kondisi tanaman padi itu masih sangat memerlukan air dalam jumlah mencukupi, mengingat sebagian besar baru ditanam rata-rata berumur di bawah satu bulan.
Selain itu, kolam ikan air deras milik warga setempat juga terpaksa dipanen sebelum waktunya, karena tidak ada lagi pasokan air sehingga dikhawatirkan seluruh ikan akan mati. "Kami sudah mengusulkan kepada kepala desa dan camat supaya bendungan itu cepat diperbaiki, bila tidak tanaman padi terancam gagal panen," ujar dia lagi.
Bupati Bengkulu Utara Imron Rosyadi ketika dihubungi mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait sudah meninjau ke lokasi bendungan yang jebol tersebut dan secepatnya akan diperbaiki. "Saya sudah perintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk memperbaiki bendungan tersebut, karena dananya tersedia pada instansi tersebut," ujar dia.
Kepala BPBD Bengkulu Utara Rahmat Rianto membenarkan, pihaknya sudah mendapatkan kucuran dana APBN dan APBD dari pemerintah daerah sebesar Rp500 juta.
Ia mengatakan perbaikan bendungan yang jebol itu sudah dimulai, dan beronjong yang berserakan juga mulai dirapikan. Bangunan bendungan tersebut nantinya akan ditingkatkan dari sebelumnya hanya menggunakan beronjong dengan batu-batu kecil, sekarang menggunakan batu gajah sehingga bisa lebih kuat menahan air, kata Imron pula.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Bendungan irigasi teknis daerah itu jebol sejak bulan lalu, sehingga sekarang areal persawahan petani seluruhnya mengalami kekeringan," kata seorang petani setempat, Mukin, di Tanjung Agung Palik, Begkulu Utara, Kamis.
Ia mengatakan, sejak bendungan itu jebol, tanaman padi pada areal persawahan yang ada di sana seluruhnya mencapai 200-an hektare mengalami kekeringan. Padahal kondisi tanaman padi itu masih sangat memerlukan air dalam jumlah mencukupi, mengingat sebagian besar baru ditanam rata-rata berumur di bawah satu bulan.
Selain itu, kolam ikan air deras milik warga setempat juga terpaksa dipanen sebelum waktunya, karena tidak ada lagi pasokan air sehingga dikhawatirkan seluruh ikan akan mati. "Kami sudah mengusulkan kepada kepala desa dan camat supaya bendungan itu cepat diperbaiki, bila tidak tanaman padi terancam gagal panen," ujar dia lagi.
Bupati Bengkulu Utara Imron Rosyadi ketika dihubungi mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait sudah meninjau ke lokasi bendungan yang jebol tersebut dan secepatnya akan diperbaiki. "Saya sudah perintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk memperbaiki bendungan tersebut, karena dananya tersedia pada instansi tersebut," ujar dia.
Kepala BPBD Bengkulu Utara Rahmat Rianto membenarkan, pihaknya sudah mendapatkan kucuran dana APBN dan APBD dari pemerintah daerah sebesar Rp500 juta.
Ia mengatakan perbaikan bendungan yang jebol itu sudah dimulai, dan beronjong yang berserakan juga mulai dirapikan. Bangunan bendungan tersebut nantinya akan ditingkatkan dari sebelumnya hanya menggunakan beronjong dengan batu-batu kecil, sekarang menggunakan batu gajah sehingga bisa lebih kuat menahan air, kata Imron pula.(Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012