Medan (Antaranews Bengkulu) - Kehancuran suatu negara dikarenakan adanya korupsi di berbagai institusi, sehingga menimbulkan gangguan terhadap perekonomian rakyat, serta lemahnya keamanan bangsa dan negara.  

"Kami sebagai pemberantas korupsi siap menangani segala bentuk korupsi untuk memperbaiki negara tersebut," kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tony Saut Situmorang, dalam seminar publik dengan thema "Memilih Cerdas Hasil Sumut yang Berkualiatas" digelar di Unversitas Negeri Medan (Unimed), Rabu.

Pemberantasan korupsi yang terjadi di suatu negara itu, menurut dia, tentunya tidak lepas dari bantuan pihak kepolisian untuk bekerja sama memberantas korupsi itu.  

"Marilah mulai sekarang stop budaya korupsi, saat dari muda," ujar Saut Situmorang.

Jika membudayakan antikorupsi sejak muda, lalu nanti ke depannya mendapat kedudukan yang baik seperti kepala daerah, sudah tidak mau terikut dengan budaya yang salah itu.

"Jika, kita tidak stof korupsi dari sekarang, percayalah 30 tahun ke depan, negara ini akan hancur," ucap Saut.

Ia mengatakan, Indonesia telah mengalami berbagai pemerintahan, mulai demokrasi liberal, demokrasi rerpimpin dan hingga demokrasi Pancasila. Meski menerapkan berbagai jenis demokrasi, jika masih menerapkan perilaku masih transaksional, Indonesia akan rendah dalam integritas.

Persoalan bangsa, integritas sesuatu yang dimiliki oleh seseorang, tidak terpengaruh dengan waktu, jabatan dan lingkungan. Integrity tetap tidak terpengaruh karena "cek and balance.

KPK berupaya untuk menerapkan integrity dan egaliter. "Kita harus komitmen, meningkatkan egaliter, dalam mencegah korupsi," kata Wakil Ketua KPK itu.

Pemateri pada kegiatan seminar itu, yakni Wakil Ketua KPK Tony Saut Situmorang,  Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpau, dan Komisioner KPU Sumut Benget Silitonga yang dihadiri 300 peserta.

Pewarta: Munawar Mandaling

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018