Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Peneliti Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Pappiptek LIPI) Chichi Sinthia Laksani mengatakan ketertarikan perempuan bekerja di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi lebih rendah daripada laki-laki.
"Kesimpulan itu didapat dari survei yang kami lakukan di 10 kota. Namun, survei kami tidak mencari lebih jauh mengapa ketertarikan perempuan bekerja di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi lebih rendah," kata Chichi dalam peluncuran buku yang dilakukan LIPI di Jakarta, Jumat.
Chichi mengatakan survei dilakukan di 10 kota yang tersebar di seluruh Indonesia dengan responden 1.800 penduduk dengan proporsi nasional sehingga cukup mewakili kondisi yang ada.
Beberapa pertanyaan yang ditanyakan pada survei tersebut antara lain, pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, ketertarikan masyarakat, dan sudut pandang mereka terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Dari hasil survei yang kami lakukan, pemahaman masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi masih kurang. Namun, di tengah kondisi yang masih kurang itu, kami menemukan bahwa laki-laki lebih paham daripada perempuan," tuturnya.
Pemahaman masyarakat dianggap masih kurang karena dari analisis yang dilakukan terhadap hasil survei ditemukan bahwa masyarakat memandang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai temuan-temuan besar saja, misalnya, penemuan robot.
Terkait ketertarikan, perempuan terlihat lebih tertarik dengan bidang-bidang yang dianggap dekat dengan dunia perempuan, misalnya, kesehatan dan pendidikan.
Sedangkan laki-laki lebih tertarik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang teknologi informasi dan pertahanan keamanan.
LIPI meluncurkan buku "Gender dalam Ilmu Pengetahuan: Perkembangan, Kebijakan, dan Tantangannya di Indonesia" yang merupakan hasil penelitian, kajian, maupun pengalaman para peneliti dan pemerhati gender dari LIPI dan pemangku kepentingan terkait.
Bersama peneliti Pappiptek lainnya, Mia Amelia, Chichi menulis satu bab berjudul "Pandangan Laki-Laki dan Perempuan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi".
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
"Kesimpulan itu didapat dari survei yang kami lakukan di 10 kota. Namun, survei kami tidak mencari lebih jauh mengapa ketertarikan perempuan bekerja di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi lebih rendah," kata Chichi dalam peluncuran buku yang dilakukan LIPI di Jakarta, Jumat.
Chichi mengatakan survei dilakukan di 10 kota yang tersebar di seluruh Indonesia dengan responden 1.800 penduduk dengan proporsi nasional sehingga cukup mewakili kondisi yang ada.
Beberapa pertanyaan yang ditanyakan pada survei tersebut antara lain, pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, ketertarikan masyarakat, dan sudut pandang mereka terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Dari hasil survei yang kami lakukan, pemahaman masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi masih kurang. Namun, di tengah kondisi yang masih kurang itu, kami menemukan bahwa laki-laki lebih paham daripada perempuan," tuturnya.
Pemahaman masyarakat dianggap masih kurang karena dari analisis yang dilakukan terhadap hasil survei ditemukan bahwa masyarakat memandang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai temuan-temuan besar saja, misalnya, penemuan robot.
Terkait ketertarikan, perempuan terlihat lebih tertarik dengan bidang-bidang yang dianggap dekat dengan dunia perempuan, misalnya, kesehatan dan pendidikan.
Sedangkan laki-laki lebih tertarik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang teknologi informasi dan pertahanan keamanan.
LIPI meluncurkan buku "Gender dalam Ilmu Pengetahuan: Perkembangan, Kebijakan, dan Tantangannya di Indonesia" yang merupakan hasil penelitian, kajian, maupun pengalaman para peneliti dan pemerhati gender dari LIPI dan pemangku kepentingan terkait.
Bersama peneliti Pappiptek lainnya, Mia Amelia, Chichi menulis satu bab berjudul "Pandangan Laki-Laki dan Perempuan terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi".
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018