Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) bangga telah bekerja sama dengan pemerintah dan rakyat Indonesia selama beberapa dekade untuk menghadapi tantangan bertujuan mengelola sumber daya alam Indonesia secara efisien, mengentaskan kemiskinan, dan memastikan ketahanan pangan dan gizi untuk seluruh rakyat.

Dalam siaran pers Kantor Perwakilan FAO, di Jakarta, Jumat, sebagai sebuah organisasi internasional, FAO didukung para pakar dari seluruh dunia, serta bekerja sama dengan pakar dari Indonesia, termasuk para petani Indonesia, untuk mendukung bangsa-bangsa lain meraih kemerdekaan dari kelaparan dan malnutrisi, dan mewujudkan kemakmuran ekonomi.

Pada akhir 1970-an, setelah Indonesia menjadi anggota FAO pada tahun 1949, FAO meresmikan Kantor Perwakilan FAO yang didukung staf pada tahun 1978, dan tahun ini kehadiran permanen FAO di Indonesia telah berusia 40 tahun.

Selama periode tujuh dekade, FAO menyelesaikan lebih dari 650 proyek dan program di seluruh Indonesia berkolaborasi dengan mitra-mitra di Indonesia, dan bantuan teknis dari lebih dari 1.600 pakar dan konsultan, baik dari Indonesia maupun internasional.

Kolaborasi yang bermanfaat antara FAO dan Pemerintah Indonesia, serta ribuan komunitas pertanian dan perikanan di seluruh negeri semakin kuat dari waktu ke waktu, dan telah terbangun sikap saling percaya dan persahabatan antara FAO dengan berbagai departemen dan badan pemerintah, serta penggiat pembangunan di luar pemerintahan.

"Hubungan antara FAO dan Indonesia bisa digambarkan sebagai sebuah kemitraan jangka panjang yang telah berevolusi dari waktu ke waktu. Secara tradisional, FAO telah menghadirkan banyak pakar teknis di sektor pangan, pertanian, perikanan dan kehutanan ke Indonesia. Namun, FAO juga memfasilitasi keterlibatan pakar Indonesia melalui kerja sama Selatan-Selatan, bukan hanya di wilayah Asia-Pasifik, tetapi di seluruh dunia," kata Perwakilan FAO di Indonesia Mark Smulders.

Perayaan 40 tahun kantor perwakilan di Indonesia serta 70 tahun kerja sama itu, diadakan di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata di Jakarta, Kamis  (15/3).

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam sambutannya mengungkapkan kolaborasi erat denga FAO sejak 1950 merentang dari pembangunan kehutanan, perencanaan kehutanan, manajemen kebakaran hutan, konservasi hutan, dan pembangunan nasional.

"Saat ini dengan bantuan FAO, Indonesia menulis dokumen "The State of Indonesia's Forest" yang menampilkan kebijakan-kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menuju hutan yang lestari, dan juga menyajikan bukti-butki yang mendukung kebijakan-kebijakan ini," kata Menteri Siti Nurbaya.

Dia mengatakan bahwa Kementerian Pertanian juga akan selalu bekerja bersama dengan FAO untuk mencapai prioritas nasional dan SDGs, serta menaikkan profil hutan secara internasional.  

Di masa depan, kemitraan FAO-Indonesia akan menemui tantangan-tantangan baru. Meski akan mencapai "Sustainable Development Goals (SDGs" pada tahun 2030, Indonesia masih menghadapi tantangan besar terkait kemiskinan di perdesaan, perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan terutama kebutuhan untuk memastikan diet yang sehat dan terjangkau bagi seluruh rakyat untuk mengatasi malnutrisi yang masih tinggi.

Upaya untuk mendukung hal tersebut, tugas FAO kini menjadi lebih menantang dari sebelumnya sejalan dengan prioritas Indonesia mencapai SDGs melalui aksi sesuai dengan kebutuhan Indonesia.

Sebagai Badan PBB di bidang pangan dan pertanian, dengan kaki yang kokoh, FAO akan terus membagi keahliannya dalam kerja sama yang erat dengan semua anggota dan rekannya mencapai cita-cita bersama #ZeroHunger dan semua cita-cita SDGs pada tahun 2030.

Di Indonesia, tugas FAO bekerja sama dengan kementerian akan berlanjut melalui pertukaran pengetahuan dalam metode, teknologi dan praktik terkini di bidang pangan dan pertanian melalui intervensi yang ditargetkan, dan bisa ditingkatkan dengan sumber daya manusia dan keuangan pemerintah sendiri.

FAO juga akan menyediakan advis kebijakan yang dibutuhkan untuk membantu mengarahkan investasi ke bidang yang akan memberi dampak lebih positif untuk mewujudkan ketahahan pangan dan gizi yang lebih baik.

"FAO dan Indonesia perlu terus bekerja sama untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut seefisien dan seefektif mungkin, dan tidak hanya untuk Indonesia, tetapi dunia secara keseluruhan," kata Smulders.

Pewarta: Mohammad Anthoni

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018