Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Sejumlah aktivis lingkungan dari berbagai daerah di Pulau Sumatera menggelar aksi penolakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di kolam pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.

"Hentikan pembangunan PLTU batu bara yang meracuni kehidupan kita," kata aktivis lingkungan dari Gerakan Cinta Desa, Jambi, saat berorasi di atas perahu nelayan di Pulau Baai, Senin.

Aksi yang dilakukan di atas perahu nelayan tradisional itu dimulai dari penelurusan kawasan pesisir Kota Bengkulu dimulai dari pesisir Sungai Hitam.

Dilengkapi berbagai alat peraga seperti karton bertuliskan "Stop PLTU Teluk Sepang" dan "Gunakan Energi Bersih, Hentikan PLTU Batu Bara", para aktivis mendekati tapak proyek PLTU di Kelurahan Teluk Sepang.

Saat tiba di sekitar lokasi tapak PLTU batu bara yang sedang dalam tahap konstruksi itu, para aktivis membentangkan seruan mereka untuk mendesak pemerintah menghentikan pengunaan energi kotor batu bara.

"PLTU batu bara akan meracuni tanah, air dan udara seperti yang terjadi di daerah kami," kata Sumiati Surbakti, aktivis lingkungan dari Yayasan Srikandi, Sumatera Utara.

Sumiati mengatakan dampak buruk PLTU batu bara sudah dirasakan para warga dan nelayan di pesisir Pangkalan Susu Sumatera Utara.

Bahkan hasil investigasi Yayasan Srikandi bersama para nelayan di wilayah itu, air laut di sekitar proyek PLTU telah tercemar limbah pembuangan pembangkit tersebut.

Akibatnya, para nelayan semakin kesulitan mencari ikan sebab wilayah pesisir sudah tercemar air limbah PLTU. Termasuk pembudidaya ikan kerapu harus panen sebelum waktunya karena ikan-ikan di dalam keramba mati.

Staf Kajian dan Kampanye Kanopi Bengkulu, Olan Sayu mengatakan proyek PLTU batu bara di Kelurahan Teluk Sepang berkapasitas 2 x 100 Megawatt (MW) akan membakar 2.900 ton batu bara per hari.

"Bisa dibayangkan debu terbang dan debu sisa pembakaran yang akan mencemari udara dan meracuni tanah dan air," kata Olan.

Bersama masyarakat Kelurahan Teluk Sepang kata dia, proyek tersebut telah ditolak karena pertimbangan dampak buruk yang ditimbulkan.

Kanopi yang menggelar riset dampak PLTU batu bara di Bayung Lincir dan Kebur, Sumatera Selatan juga menemukan dampak negatif dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, terutama pencemaran lingkungan baik air, tanah dan udara.

Karena itu, para aktivis yang bergabung dalam Aliansi Sumatera Terang tanpa Energi Kotor itu mendesak pemerintah menghentikan penggunaan batu bara sebagai sumber listrik dan mengembangkan pembangkit ramah lingkungan.

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018