Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Puluhan pemerhati Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) di Kota Bengkulu aksi simpatik memperingati "Global Tiger Day" atau Hari Harimau Internasional, Minggu.

Aksi simpatik membagi-bagikan stiker dan brosur tentang pentingnya penyelamatan Harimau Sumatra dengan tema "fight againts tiger trafficking" dipusatkan di Simpang Lima Kota Bengkulu.

Koordinator aksi Budi Susanto mengatakan, kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarkat dalam penyelamatan satwa terancam punah itu.

"Kami mengajak masyarakat agar berperan aktif melaporkan segala bentuk temuan perdagangan harimau untuk memutus mata rantai perdagangan harimau akibat perburuan liar," ucapnya.

Ia mengatakan peserta aksi merupakan gabungan dari berbagai komunitas di Bengkulu antara lain Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu, Bengkulu Heritage Society, Bujang Gadis Bengkulu dan Forum Harimaukita.

"Representative" Forum HarimauKita Provinsi Bengkulu Erni Suyanti Musabine disela-sela aksi mengatakan perburuan liar merupakan ancaman terbesar dalam penurunan populasi Harimau Sumatra, termasuk di Bengkulu.

"Perburuan liar untuk mengambil bagian tubuh harimau merupakan penyebab terbesar turunnya populasi Harimau Sumatra," tuturnya.

Perkembangan teknologi komunikasi ternyata turut memicu perdagangan harimau, sebab transaksi lebih mudah dan lebih aman.

"Karna itu kami mengajak masyarakat agar berperan aktif melaporkan perdagangan harimau yang ditemukan di internet," tambahnya.

Data Forum Harimaukita menyebutkan ratusan relawan yang tergabung dalam jaringan "Tiger Heart" telah berhasil mengidentifikasi ratusan link perdagangan harimau di internet.

Hasil kerja sama dengan lembaga mitra telah berhasil menangkap beberapa pelaku baik penadah dan penjual harimau, termasuk beberapa waktu lalu di Cimanggis, Jawa Barat.

Termasuk di Provinsi Bengkulu perburuan liar masih marak, terbukti dengan banyaknya jerat harimau yang ditemukan di dalam kawasan hutan.

"Terutama Lebong, Mukomuko, Bengkulu Utara, Bengkulu dan Seluma, yang memiliki kawasan hutan yang menjadi habitat harimau," paparnya.

Hal ini mengindikasikan perdagangan liar bagian tubuh Harimau Sumatra masih terjadi di daerah ini. Selama 2012 Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu melakukan penyelamatan terhadap dua ekor harimau yang terkena jerat pemburu liar.

Maraknya penemuan jerat di beberapa kabupaten mengindikasikan permintaan terhadap bagian tubuh harimau lewat perdagangan liar masih ada.

Meski tidak mengetahui jumlah populasi Harimau Sumatra di Bengkulu, namun diperkirakan terus mengalami penyusutan.

Harimau Sumatra termasuk jenis yang terancam punah (IUCN) dan merupakan jenis yang dilindungi dan spesies prioritas menurut Kementerian Kehutanan. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012