Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan petani tidak boleh menjadi korban dan harus dilindungi dari para tengkulak serta impor beras agar bisa sejahtera.

"Petani tidak boleh menjadi korban. Mereka harus dilindungi dari tengkulak, dari harga pasar yang mencekik. Intinya, stok pangan cukup, tetapi para petani juga harus semakin sejahtera," kata Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Jumat.

Pernyataan SBY tersebut disampaikan saat bertemu petani di  Desa Pandansari, Kecamatan Warungasem, Batang, Jawa Tengah, Jumat. Di sana, SBY bertemu ratusan petani yang mengeluhkan kebijakan pemerintah terkait impor beras.

Sebelumnya dalam dialog, para petani menyampaikan beberapa keluhan. Seorang petani, Eko mengatakan ada dua persoalan berat yang kini mendera petani di daerahnya.

Pertama, impor beras yang dilakukan oleh pemerintah membuat harga jual gabah petani menjadi kian murah.

"Persoalan kedua, tidak adanya perlindungan pemerintah terhadap petani dalam hal penjualan gabah. Selama ini kami sudah bekerja keras, menanam, merawat dan memanen, namun yang menikmati hasilnya adalah para tengkulak," katanya.

Hal senada juga disampaikan petani kopi dan teh, Wireko. Menurut dia, lebih dari 3.000 kepala keluarga petani teh yang ada di Batang masih menggantungkan nasib mereka kepada tengkulak.

"Pertanian teh berbeda dengan kopi. Jika kopi kita sudah bisa mengolah hingga menjadi kemasan. Tapi kalau teh tidak, kita masih bergantung kepada tengkulak karena tak punya alat olah," katanya.

Karena itulah, para petani tersebut mengharapkan masukan dan solusi dari SBY. .

Menanggapi hal itu, SBY mengaku, keluhan tersebut bukan hal yang baru didengar. Selama lawatannya di Jawa Barat dan Jawa Timur, para petani berulang kali mengeluhkan persoalan yang sama.

Namun SBY mengatakan, saat ini ia bukan lagi seorang presiden sehingga tidak bisa mengambil kebijakan apa-apa. Sebagai ketua umum partai politik, dia berjanji menugaskan kader-kadernya di eksekutif dan legislatif untuk memperjuangkan harapan petani tersebut.

"Itulah gunanya kami datang berkunjung ke daerah-daerah. Kami ingin mendengar langsung aspirasi dari rakyat sehingga kami bisa mencarikan solusi yang terbaik untuk mengatasinya," kata SBY.

SBY menyebutkan, sudah menjadi tugas pemimpin untuk mendengar suara rakyat. Terutama aspirasi dari para petani yang merupakan  adalah pahlawan karena berjasa besar menyediakan pangan bagi rakyat Indonesia.

Menurut SBY, wajib hukumnya bagi negara, pemerintah dan pemimpin untuk meningkatkan produksi pertanian.

"Banyak yang mengatakan yang penting Indonesia swasembada pangan, mempunyai ketahanan pangan, yang penting jangan sedikit-sedikit impor beras," kata SBY.

SBY mengatakan, kesejahteraan dan nasib para petani harus diperhatikan.

Pewarta: Jaka Suryo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018