Bengkulu Selatan (Antaranews Bengkulu) - Melambatnya laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, salah satunya dipicu minimnya jumlah investor yang menanamkan investasinya di daerah tersebut.

"Bengkulu Selatan belum dijamah investor, padahal semestinya mereka turut andil dalam membangun daerah. Bila pembangunan hanya mengandalkan pemerintah, jelas itu sulit. Makanya perlu ada campur tangan swasta," kata Bupati Kabupaten Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud di Manna, Senin.

Mengacu data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bengkulu Selatan, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2017 hanya sebesar 5,01 persen atau melambat bila dibandingkan tahun 2016 lalu yang mencapai 5,32 persen.

Sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi Bengkulu Selatan dengan PDRB mencapai 34,26 persen hanya tumbuh sebesar 2,76 persen pada tahun 2017.

Sementara untuk sektor jasa keuangan dan energi rumah tangga melambat, akibat sentimen masyarakat terhadap gejolak ekonomi global yang cenderung fluktuatif.

Sedangkan sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh 1,18 persen tahun 2017, atau lebih kecil bila dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 5,86 persen.

"Kami akan melakukan evaluasi terkait lembatnya laju pertumbuhan ekonomi di Bengkulu Selatan. Iklim usaha perlu dibangun agar investor tertarik menanamkan modalnya di Bengkulu Selatan," ujar Dirwan.

Lebih lanjut ia menilai, minimnya investor yang menanamkan modal turut dipicu akibat belum familiarnya potensi daerah di Bengkulu Selatan.

Untuk itu, ia mengimbau kepada setiap organisasi perangkat agar mengumpulkan data sebanyak mungkin terkait potensi daerah yang dimiliki.

"Sejauh ini, investor yang sudah menanamkan modal yaitu PBNU. Tahun lalu, mereka berinvestasi di sektor pertanian untuk mengembangkan potensi jagung. Setelah itu, belum ada lagi investor yang masuk," ungkapnya.
 

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018