Chiang Rai, Thailand (Antaranews Bengkulu) - Sebanyak 12 anak sekolah Thailand dan pelatih sepakbola mereka, yang terjebak oleh rendaman banjir dalam gua selama dua pekan terakhir, untuk pertama kali berhasil menjalin kontak dengan para orangtua melalui surat yang mengharukan pada Sabtu.

Catatan singkat oleh ke-12 anak di atas kertas menguning yang kotor itu menunjukkan betapa mereka sudah merindukan rumah meski menyampaikannya dengan cara yang lucu. Bocah-bocah itu bahkan berusaha menenangkan anggota keluarga dengan mengatakan mereka masih sehat.

"Jangan khawatir," kata mereka dalam sebuah pesan bersama, sebelum satu-satu menulis surat pribadi.

"Kami semua sehat dan kuat. Ada banyak makanan yang ingin kami makan saat kami keluar. Kami ingin segera pulang," kata mereka.

Meski demikian, nasib anak-anak yang terjebak dalam kawasan gua Tham Luang di bagian utara provinsi Chiang Rai itu hingga kini masih belum jelas.

Mantan Gubernur Chiang Rai, Narongsak Osottanakorn, mengatakan kepada para wartawan bahwa kesempatan terbaik untuk menyelamatkan para korban akan terjadi dalam beberapa hari ke depan sebelum hujan deras kembali turun.

Untuk mencapai tempat mereka diperlukan hampir 11 jam perjalanan pulang balik melalui jalur berlekuk yang sempit dan terendam air.

Anak-anak itu terancam akan tenggelam oleh air hujan yang memenuhi jaringan gua serta kehabisan oksigen.

Mantan penyelam angkatan khusus bersenjata Thailand, Samarn Kunan, tewas akibat kekurangan oksigen pada Jumat saat berusaha memasuki kawasan gua yang dekat dengan perbatasan Myanmar itu.

Tapi di tengah situasi gawat, anak-anak masih optimistis terhadap masa depan mereka dan bahkan meminta sekolah untuk tidak terlalu keras dalam mendidik mereka.

"Kepada guru-guru kami, jangan memberi kami terlalu banyak pekerjaan rumah," tulis mereka.

Surat-surat anak-anak gua Thailand diunggah di laman Facebook resmi angkatan khusus bersenjata pada Sabtu pagi, segera setelah mereka menerimanya pada Jumat malam.

Di sisi lain, para orangtua juga menulis surat untuk anak-anaknya yang tengah hilang, dengan menyatakan bahwa mereka sangat dirindukan dan meminta untuk tetap tegar.

"Kami sudah menyiapkan pesta ulang tahun untuk kamu," kata orangtu Pheeraphat Sompiengjai, yang genap berusia 16 tahun saat dia pertama kali memasuki gua untuk berpiknik setelah berlatih sepakbola.

Proses penyelamatan anak-anak itu diperkirakan akan rumit mengingat beberapa di antara mereka tidak bisa berenang. Beberapa pihak mengusulkan transfer oksigen agar mereka masih bia bertahan selama musim hujan yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan.

Di sisi lain, badan pengatur sepakbola dunia, FIFA, sudah menawarkan kepada anak-anak dan pelatih sepakbola mereka untuk menonton langsung final Piala Dunia di Moskow pada 15 Juli jika mereka bisa diselamatkan sebelum tanggal tersebut.

Pewarta: -

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018