Jakarta (Antaranews Bengkulu) - Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO)  menyatakan berbagai data rumah sakit, organisasi, dan studi menunjukkan beban kanker payudara makin meningkat menyusul kian banyak pasien penyakit itu yang ditemui pada stadium lanjut.

Berdasarkan data WHO yang dikutip di Jakarta, Rabu, hampir 50 persen kasus kanker payudara dan 58 persen kematian akibat kanker terjadi di negara-negara berkembang.

Menurut catatan medis dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, hampir 85 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut.

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Gumelar juga memperkirakan 70 persen pasien kanker payudara didiagnosis pada stadium lanjut.

Selain itu, pada studi ASEAN Cost In Oncology (ACTION) mayoritas partisipan yang mengidap kanker payudara didiagnosis kanker pada stadium III sebanyak 37 persen, pada stadium II 37,7 persen, dan stadium IV 21 persen, sedangkan hanya 7,3 persen yang didiagnosis pada stadium I.

Dokter Hematologi-Onkologi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais Dr dr Nugroho Prayogo, SpPD-KHOM mengatakan angka harapan hidup seseorang pada kanker payudara stadium 0 ialah 100 persen, pada stadium I 98 persen, stadium II 88 persen, stadium III 52 persen, dan pada stadium IV 16 persen.

Dalam studi ACTION yang dilakukan oleh Goerge Institute for Global Health dalam menganalisis beban finansial yang disebabkan oleh kanker di delapan negara Asia Tenggara, disebutkan bahwa diagnosis kanker berpotensi menjadi petaka dalam keluarga.

Di Indonesia, 70 persen pasien kanker mengalami kematian atau kesulitan keuangan dalam tahun pertama setelah diagnosis.

Beban akibat kanker payudara diperkirakan akan terus bertambah seiring meningkatnya gaya hidup tidak sehat masyarakat.

Pewarta: -

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018