Mukomuko (Antaranews Bengkulu) - Produksi gabah kering panen milik petani sawah tadah hujan di Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, pada musim tanam kedua padi sawah tahun ini sekitar tiga ton per hektare, menurun sekitar 55 persen dibandingkan sebelumnya.

"Sebelumnya produksi gabah kering panen di wilayah ini sekitar lima ton per hektare, kini sekitar tiga ton, menurun 55 persen," kata Kepala Desa Pulau Makmur Ramli di Mukomuko, Jumat

Menurutnya, produksi gabah kering panen pada MT kedua padi sawah di wilayah itu menurun drastis diduga karena pengunaan benih padi yang tidak tepat dan pengaruh cuaca musim panas yang melanda wilayah ini. Petani di wilayah ini menggunakan benih padi yang sama dengan benih musim tanam pertama padi sawah sehingga rentan terhadap serangan hama tikus dan hama lainnya.

Namun, katanya, serangan hama tikus tersebut tidak berpengaruh secara signifikan menurunkan produksi gabah kering panen milik petani di wilayah tersebut karena petani melakukan penanggulangan menggunakan racun untuk membasmi hama tikus. 

"Besar pengaruhnya adalah benih yang kurang bagus sehingga hasilnya tidak maksimal," ujarnya.

Selain itu, pengaruh cuaca musim panas yang melanda wilayah itu membuat tanaman padi sawah yang mengandalkan air hujan mengalami kekurangan pasokan air.

Kendati demikian, petani di wilayah itu menggunakan mesin pompa air untuk pengairan sawah tadah hujan.

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018