Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyatakan 50 persen badan usaha milik desa (BUMDes) di daerah itu tidak aktif.

Kepala PMD Rejang Lebong, Gunawan Firmansyah di Rejang Lebong, Kamis, mengatakan dari 122 desa di Rejang Lebong, hanya sebagian yang menjalankan usahanya sedangkan sebagian lagi tidak berjalan.

"BUMDes sudah terbentuk di 122 desa di Kabupaten Rejang Lebong, namun dari jumlah itu yang aktif menjalankan usahanya hanya setengah saja," ujarnya.

BUMDes di wilayah itu kata dia, kebanyakan bergerak dalam bidang penyewaan kursi, tenda, dan tarup untuk hajatan, sedangkan yang lainnya bergerak dalam bidang pengolahan makanan rumahan, produksi gula semut, kopi bubuk hingga pengembangan wisata.

Untuk usaha penyewaan tenda tersebut ujar dia, dinilai tidak efektif karena bersifat menunggu, apalagi saat in setiap desa sudah memiliki usaha itu ditambah usaha yang dibuka oleh masyarakat sendiri.

"Usaha ini hanya mengandalkan ada yang menyewa jika ada hajatan saja, usaha? BUMDes seperti ini kami nilai tidak efektif dan telah kami sarankan agar dihentikan dulu karena keuntungannya tidak maksimal," katanya.

Pihaknya sudah merencanakan akan mengajak seluruh kepala desa dan perangkat desa untuk mengadakan studi banding ke desa-desa yang dianggap telah berhasil mengembangkan BUMDes baik di Jawa maupun wilayah lain sehingga nantinya mereka bisa menerapkannya saat kembali ke Rejang Lebong.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018