Kaur (Antaranews Bengkulu) - Ide terampil Deka Adi Putra warga Desa Sumber Harapan, Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur berhasil "menyulap" tinta gurita yang selama ini dianggap sebagai limbah menjadi bahan dasar cemilan renyah berupa "sistik".

Deka saat ditemui, Jumat, menuturkan industri rumahan yang berdiri sejak 2017 itu berangkat dari fenomena banyaknya hasil tangkapan gurita nelayan Kabupaten Kaur namun hanya dimanfaatkan menjadi "ke`ite" atau gurita kering dan sate.

Selama ini, bahan baku yang digunakan untuk produk olahan gurita hanya sebatas daging, sedangkan tintanya dibuang. Padahal, menurutnya tinta gurita juga terdapat banyak manfaat seperti mengandung senyawa melanin, asam amino dan zat besi.

"Sistik tinta gurita merupakan alternatif pemanfaatan limbah tinta gurita menjadi cemilan enak yang bernilai ekonomis," ujarnya.

Untuk membuat sistik tinta gurita, sambung Deka, prosesnya relatif sama seperti membuat produk sistik lainnya. Bahan baku yang dibutuhkan adalah tepung terigu, rempah, minyak goreng dan yang paling penting yaitu tinta gurita.

"Dua kilogram tepung terigu membutuhkan tinta empat gurita, karena sistik yang dibuat berwarna hitam," jelasnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pemasaran sistik tinta gurita masih berada di seputaran Provinsi Bengkulu. Adapun teknik pemasarannya mengandalkan sosial media.

"Kami belum memiliki outlet khusus. Selama ini cara pemasarannya masih melalui media sosial," ujarnya.

Deka menjual sistik tinta gurita tersebut seharga Rp10.000 per bungkus. Selain sistik tinta gurita, dia juga menyediakan sistik original dengan cita rasa rempah dan bawang.
Deka memamerkan produknya. (ANTARA FOTO/Sugiharto P/18)

Pewarta: Sugiharto P

Editor : Riski Maruto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018