Jakarta (Antaranews Bengkulu)- Pemerhati perempuan dan anak Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan anak-anak korban bencana perlu didampingi psikolog untuk mengatasi trauma akibat gempa bumi.

"Anak-anak korban gempa, harus segera mendapatkan pendampingan psikolog untuk mengatasi trauma yang dialami mereka," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan anak-anak jangan sampai larut dalam trauma yang berkepanjangan. Untuk itu, perlu adanya perananan psikolog untuk mengatasi trauma tersebut.

Berbagai aktivitas bisa dilakukan untuk menghilangkan trauma pascagempa, seperti latihan loncat dan juga lari. Anak-anak, lanjut dia harus disimulasi agar traumanya segera hilang.

"Guru juga harus menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya, meskipun di lokasi penampungan. Jangan sampai penderitaan anak bertambah, dengan tidak mendapatkan akses pendidikan," jelas dia.

Anak-anak korban bencana, terangnya merupakan anak-anak yang harus mendapatkan perlindungan khusus dan harus dilindungi.

"Trauma pada anak harus segera dihilangkan, jangan sampai dibiarkan karena akan semakin melekat," ujarnya.

Giwo yang juga Ketua Kongres Wanita Indonesia (Kowani) itu juga telah berkoordinasi dengan Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk membantu rehabilitasi sosial pascagempa.

Sebanyak 98 orang meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 7 SR yang mengguncang Lombok Utara, NTB, pada Minggu (5/8).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan gempa tersebut juga telah mengakibatkan 236 orang luka-luka serta ribuan rumah rusak.

Pewarta: Indriani

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018