Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Bupati Rejang Lebong Ahmad Hijazi mengaku kecewa rencana pengangkatan guru honorer guna menutupi kekurangan tenaga pendidik di daerah itu belum dilaksanakan.

"Saya kecewa dengan Dinas Pendidikan karena dalam setiap kunjungan yang disebut-sebut oleh masyarakat soal kekurangan guru, satu sekolah cuma ada satu orang guru. Ini seharusnya menjadi perhatian dan tidak perlu saya perintahkan," kata dia di Kantor DPRD Rejang Lebong di Rejang Lebong, Kamis.

Program pengangkatan guru honorer itu, kata dia, seharusnya sudah berjalan sejak awal tahun lalu sehingga bisa menutupi kekurangan guru di 15 kecamatan di Rejang Lebong yang jumlahnya mencapai 350 orang tersebut.

Kalangan guru honorer yang akan direkrut itu, tambah dia, diutamakan untuk daerah-daerah pelosok di tujuh kecamatan, dalam wilayah Lembak yang selama ini kekurangan tenaga pendidik.

Terkait dengan faktor keamanan yang memengaruhi tenaga pendidik enggan ditugaskan di desa-desa pelosok wilayah Lembak, kata Bupati Ahmad Hijazi, saat ini sudah menurun drastis.

Hal itu, katanya, berkat kerja sama antara masyarakat dengan FKPD, dan elemen masyarakat lainnya.

"Sampai hari ini saya katakan, boleh dikatakan 98 persen sudah tidak terjadi lagi. Kalau mau menghabiskannya sama sekali itu tidak mungkin," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Rejang Lebong Tarsisius Samuji mengatakan pihaknya telah mengalokasikan dana di APBD 2018 sekitar Rp800 juta untuk pengangkatan 200-an guru honorer atau tenaga kerja sukarela guna menutup kekurangan guru di daerah itu.

"Akan diutamakan sekolah-sekolah di pelosok yang selama ini kekurangan guru, nantinya mereka akan bertugas di sekolah pelosok ini dengan besaran honorer per bulan berkisar Rp1 jutaan," kata Samuji.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018