Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Belasan hektare sawah petani di Desa Seguring, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, terancam kekeringan menyusul adanya pengambilan air di bagian hulu sungai untuk program penyediaan air bersih di wilayah itu.

Bahrum Mustopa (50) warga Desa Kota Pagu, Kecamatan Curup Utara, yang merupakan salah seorang pemilik sawah yang terancam kekeringan saat ditemui, Kamis, mengatakan setidaknya ada 15 hektare sawah produktif yang bakal tidak lagi berproduksi karena tidak adanya pasokan air.

"Mereka baru saja membangun kepala saluran penyedot di bagian hulu, tempat mata air yang biasanya mengalir melalui sungai kecil ke sawah-sawah kami ini. Jika mata air ini disedot maka dipastikan sawah kami nantinya kekeringan karena tidak kebagian air lagi," ujarnya.

Selama ini belasan hektare sawah milik 11 petani yang kebanyakan warga Desa Kota Pagu tersebut kata dia, mengandalkan air yang berasal dari mata air Sungai Tik di Desa Seguring. Belakangan mata air itu akan dijadikan sumber pengairan Pamsimas guna disalurkan ke Desa Kota Pagu.

"Kami semua ini berdiam di Desa Kota Pagu, namun posisi sawah kami berada di desa sebelah yakni Desa Seguring. Kami bukan menentang pembangunan, tetapi minta rencana itu dikaji kembali karena akan berdampak pada sawah yang selama ini menjadi penghidupan mereka selama ini," tambah dia.

Dirinya bersama dengan beberapa warga lainnya baik yang berada di Desa Kota Pagu maupun Desa Seguring sudah membuat surat pernyataan keberatan dan sudah disampaikan kepada Kades Kota Pagu untuk dicarikan solusinya.

Sementara itu Arfan, warga Desa Kota Pagu lainnya menambahkan selama ini di desanya sudah ada program Pamsimas dengan mengambil sumber air dari tempat lainnya, namun tahun ini program itu kembali diterima desa itu dan akan mengambil mata air Sungai Tik.

"Yang jadi bertanya-tanya kenapa harus mengambil sumber air dari lokasi itu guna disalurkan ke bak penampungan di Desa Kota Pagu. Mereka sudah melihat di bagian hilirnya ada belasan hektare sawah yang membutuhkan pengairan itu," katanya.

Selama ini program pembuatan sarana air bersih di desa mereka itu tidak pernah disosialisasikan ke masyarakat, sehingga banyak yang tidak tahu jika air yang akan dialirkan ke rumah-rumah berasal dari pengairan sawah mereka sendiri.

Di lain pihak Kepala Desa Kota Pagu, Arian Efendi sejauh ini belum bisa dikonfirmasi karena sedang berada di luar desa, sedangkan nomor HP nya saat dihubungi tidak aktif.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018