Mukomuko (Antaranews Bengkulu) Sekitar 15 ribu pohon cabai merah di Kecamatan Teramang Jaya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terendam banjir akibat hujan yang terus menerus dalam sepekan terakhir sehingga perpotensi menurunkan produksi tanaman tersebut.
Seluas satu hektare tanaman cabai di Bukit Ampere, Kecamatan Teramang Jaya yang terendam banjir. Sedangkan jumlah pohon cabai dalam satu hektare itu sekitar 15 ribu hinga 16 ribu batang, kata Kabid Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Alxsandi Ultria di Mukomuko, Selasa.
Ia mengatakan hal itu setelah menerima laporan seluas sekitar satu hektare tanaman cabai yang terendam banjir dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di kecamatan tersebut.
Berdasarkan pengamatannya banjir tidak sampai merendam seluruh tanaman cabai milik petani tersebut. Hanya bagian bawah tanaman cabai tersebut yang terendam banjir.
Karena lahan tanaman cabai di wilayah ini memiliki sejumlah pematang dan drainase sehingga air hujan masuk ke lahan tanaman cabai tersebut mengalir lancar ke lahan yang lebih rendah.
Kebetulan lokasi lahan tanaman cabai ini tinggi sehingga air mudah mengalir ke lokasi lahan paling rendah di wilayah ini, ujarnya.
Kendati demikian, katanya, dampak terhadap tanaman cabai yang terendam banjir itu tetap ada, yakni turunnya produksi cabai.
Kecil kemungkinan tanaman cabai itu gagal panen cabai karena banjir yang merenam tanaman itu cepat surut, ujarnya pula.
Selanjutnya, ia menyatakan, instansinya akan menyiapkan mesin pompa yang dibutuhkan oleh petani untuk menyedot air yang merendam tanaman cabai ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018
Seluas satu hektare tanaman cabai di Bukit Ampere, Kecamatan Teramang Jaya yang terendam banjir. Sedangkan jumlah pohon cabai dalam satu hektare itu sekitar 15 ribu hinga 16 ribu batang, kata Kabid Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Alxsandi Ultria di Mukomuko, Selasa.
Ia mengatakan hal itu setelah menerima laporan seluas sekitar satu hektare tanaman cabai yang terendam banjir dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di kecamatan tersebut.
Berdasarkan pengamatannya banjir tidak sampai merendam seluruh tanaman cabai milik petani tersebut. Hanya bagian bawah tanaman cabai tersebut yang terendam banjir.
Karena lahan tanaman cabai di wilayah ini memiliki sejumlah pematang dan drainase sehingga air hujan masuk ke lahan tanaman cabai tersebut mengalir lancar ke lahan yang lebih rendah.
Kebetulan lokasi lahan tanaman cabai ini tinggi sehingga air mudah mengalir ke lokasi lahan paling rendah di wilayah ini, ujarnya.
Kendati demikian, katanya, dampak terhadap tanaman cabai yang terendam banjir itu tetap ada, yakni turunnya produksi cabai.
Kecil kemungkinan tanaman cabai itu gagal panen cabai karena banjir yang merenam tanaman itu cepat surut, ujarnya pula.
Selanjutnya, ia menyatakan, instansinya akan menyiapkan mesin pompa yang dibutuhkan oleh petani untuk menyedot air yang merendam tanaman cabai ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2018