Bengkulu, (ANTARA) - Ratusan hektare lahan persawahan terbengkalai akibat kekeringan yang melanda Kota Bengkulu sejak beberapa bulan terakhir.

"Kekeringan ini mulai terjadi sejak sebulan lalu namun sejak kami mulai membajak pada tiga bulan lalu air sudah berkurang," kata salah seorang petani di Kelurahan Dusun Besar Kota Bengkulu, Ibnu Hafaz, Rabu.

Akibatnya, dari 400 hektare lahan persawahan yang berada di beberapa kelurahan seperti Kelurahan Jembatan Kecil, Panorama, sebagian Dusun Besar, Semarang, Tanjung Jaya dan Tanjung Agung hanya bisa ditanami padi sekitar 80-100 hektare.

"Dari 400 hektare lahan persawahan di beberapa kelurahan hanya 80 sampai 100 hektare yang bisa ditanami, itupun keadaannya sangat memprihatinkan karena sudah mengalami kekeringan yang amat parah," katanya.

Hal itu disebabkan sejak pertengahan 2011 hingga saat ini curah hujan di Kota Bengkulu sangat sedikit sehingga air di Danau "Dendam Tak SUdah" yang seharusnya menjadi sumber air ke lahan pertanian menjadi kekeringan dan tidak bisa diandalkan lagi.

"Keseluruhan lahan yang tidak bisa ditanami sekitar 300 hektare sedangkan yang bisa ditanami 100 hektare. Dari 100 hektare tersebut sekitar 75 persen sudah kekeringan," katanya.

Untuk mengatasi kekurangan air tersebut, petani yang mempunyai lahan persawahan dekat sumber air berusaha menyedot air dengan mesin. Biaya yang dikeluarkan untuk mesin tersebut Rp30.000 per hari.

Untuk mencegah kekeringan, dalam satu minggu petani harus menyedot air dengan menggunakan mesin dan untuk yang berumur satu bulan cukup satu kali sedangkan yang berumur satu minggu tiga hari sekali.

"Jika kami tidak berusaha menyedot air untuk lahan persawahan ini maka kerugian dipastikan mencapai Rp10 juta per hektare," ujar Ibnu.

Ia menjelaskan, rata-rata umur tanaman padi yang kekeringan tersebut sudah berusia satu bulan. Namun ada juga yang masih berusia satu minggu dan bahkan belum sempat ditanam.

Dia berharap pemerintah Kota Bengkulu berupaya mencari alternatif sumber-sumber air yang digunakan untuk mengairi lahan pertanian.(mhe)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012