Bengkulu, (ANTARA Bengkulu) - Petani padi di Kelurahan Semarang Kecamatan Sungaiserut Kota Bengkulu beralih menjadi buruh bangunan karena tanaman padi mereka mati akibat musim kemarau.
"Saya sudah beberapa hari ini bekerja sebagai buruh bangunan karena tidak mungkin berharap lagi dari hasil panen padi yang kini sebagian besar sudah mati akibat kemarau," kata seorang petani Kelurahan Semarang Kecamatan Sungaiserut Kota Bengkulu, Yanto.
Ia menjelaskan terpaksa memilih bekerja sebagai buruh bangunan karena membutuhkan pendapatan untuk menghidupi keluarga dan membiayai pendidikan kedua anaknya yang duduk di kelas tiga dan enam sekolah dasar.
"Dengan bekerja sebagai buruh bangunan, saya langsung mendapatkan upah minimal RP50.000 per hari, sedangkan mengurus tanaman padi saat ini justru mengalami kerugian," kata dia.
Pada musim tanam padi kali ini, Yanto telah menderita kerugian sekitar RP2juta rupiah karena tanaman padi seluas satu hektare yang diolahnya telah mati karena kekeringan. (mhe)
Karena kemarau, petani beralih jadi buruh bangunan
Kamis, 27 September 2012 11:09 WIB 2150
Dengan bekerja sebagai buruh bangunan, saya langsung mendapatkan upah minimal RP50.000 per hari, sedangkan mengurus tanaman padi saat ini justru mengalami kerugian..."