Bengkulu (Antaranews Bengkulu) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bengkulu menyampaikan, sebanyak 65 persen penduduk usia produktif dari daerah itu rentan terpengaruh penyalahgunaan narkoba.

"Dari total 413.596 jiwa penduduk di Kota Bengkulu, sekitar 65 persen atau 268.689 jiwa di antaranya rentan terpengaruh narkoba. Ini karena mereka berusia produktif yang memiliki rasa penasaran tinggi," kata Kepala BNN Kota Bengkulu, Alexander Soeki di Bengkulu, Senin.

Dia menjelaskan, kondisi geografis yang terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan menyebar di Kota Bengkulu. Daerah ini merupakan kota kedua terbesar kedua di pantai barat Pulau Sumatera, setelah Padang di Sumatera Barat. Karena itu, narkoba menjadi ancaman terburuk bagi masa depan generasi muda.

"Mereka adalah tulang punggung pembangunan daerah dan bangsa yang harus bersih dari penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba," ujarnya.

Alexander menuturkan, saat ini data peredaran narkoba di Kota Bengkulu masih bertumpu pada data tahun 2017, dengan prevelensi 2,11 persen dengan jumlah penduduk mencapai 413.596 jiwa maka tingkat penyalahgunaan sekitar 5.670 jiwa.

"Data prevelensi 2,11 persen dan data rentan 65 persen, ini tentu sangat mengkhawatirkan," ucapnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, sepanjang 2018, BNN Kota Bengkulu telah melaksanakan 20 kegiatan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan 516 orang. Kegiatan itu merupakan upaya mobilisasi seluruh sumber daya agar tercipta lingkungan yang bersih dan bebas narkoba.

"Dengan kerjasama yang baik antara masyarakat, pemerintah, swasta, dan aparat penegak hukum diharapkan dapat menekan angka penyalahgunaan dan peredaran narkoba di kalangan generasi muda," tutupnya.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019