Rejang Lebong (Antaranews Bengkulu) - Masuknya beras luar daerah ke wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, belakangan ini mengakibatkan beras lokal yang dihasilkan petani daerah itu kalah bersaing di pasaran setempat.

"Saat ini banyak beras dari luar daerah yang masuk ke sini seperti beras dari Pasemah, Belitang serta beras dari Lampung akibatnya beras petani dari Rejang Lebong kalah bersaing," kata Raidus pemilik usaha penggilingan Gumarang yang berada di Desa Suka Marga, Kecamatan Curup Selatan, Senin.

Beras dari luar daerah tersebut tambah dia, selain memilik kualitas yang lebih bagus, juga harganya di bawah harga jual beras lokal.

"Harga beras dari luar daerah ini di tingkat penggilingan berkisar Rp9.200 per kg atau Rp147.200 per kaleng ukuran 16 kg. Sedangkan harga beras lokal lebih mahal yakni berkisar Rp9.375 per kg atau Rp150.000 per kaleng," ujarnya.

Masuknya beras dari luar membuat harga jual beras lokal turun drastis dari Rp10.000 per kg atau Rp160.000 per kaleng menjadi Rp150.000 per kaleng, atau berkisar Rp9.375 per kg.

Rendahnya kualitas beras lokal yang dihasilkan petani di daerah itu kata dia, akibat saat ini masuk musim hujan sehingga penjemuran gabah tidak bisa maksimal. Gabah yang penjemurannya tidak maksimal ini akan menghasilkan beras dengan kulitas rendah diantaranya adalah patahannya cukup banyak.

Beras yang dihasilkan petani di wilayah Kecamatan Curup Selatan seperti dari Desa Suka Marga dan Rimbo Recap dalam setiap kali musi panen bisa mencapai ratusan ton, mengingat areal persawahan di wilayah itu masih cukup luas. Beras yang dihasilkan petani itu selanjutnya mereka pasarkan untuk pedagang beras dalam sejumlah di Rejang Lebong.

Sementara itu, Kepala Desa Suka Marga, Kecamatan Curup Selatan, Suprianto di tempat terpisah mengatakan, desa yang dipimpinnya itu merupakan salah satu sentra penghasil beras di Kecamatan Curup Selatan.

Luasan areal persawahan di Desa Suka Marga mencapai 50 hektare, dengan jumlah produksi per tahun lebih dari 200 ton gabah kering panen.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019