Pekanbaru (ANTARA Bengkulu) - Ditandai dengan penyulutan api kaldron dengan lemparan tombak mantan atlet binaraga Zarmi Bachtiar, Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 secara resmi dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Stadion Utama Pekanbaru, Selasa malam.
Sebagaimana lazimnya sebuah pesta olahraga multicabang, baik di tingkat regional maupun internasional, disulutnya api kaldron merupakan semacam pertanda bahwa pesta sudah dimulai secara resmi, meski sebenarnya sebagian pertandingan sudah berlangsung sejak 5 September lalu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya mengatakan PON harus menjadi momentun untuk mempersatukan bangsa dan semua harus yakin bahwa prestasi gemilang akan diukir oleh atlet-atlet yang datang dari berbagai daerah.
"Saat ini kompetisi olahraga semakin ketat dan keras, hanya dengan keuletan dan kerja keras, prestasi olahraga nasional bisa diwujudkan," katanya Presiden Yudhoyono dalam pidato yang relatif singkat bila dibandingkan dengan pidato Ketua Umum PB PON Rusli Zainal yang juga Gubernur Riau.
Lebih jauh Yudhoyono menegaskan bahwa PON harus menjadi puncak prestasi dan menjadi barometer untuk mengukur keberhasilan daerah dalam pembinaan olahraga, sehingga Indonesia yang maju tidak sebatas maju dibidang ekonomi dan kebudayaan tapi juga bidang olahraga.
Sebelumnya, acara pembukaan bertajuk "Air dan Peradaban" itu diawali dengan tarian kolosal yang secara total melibatkan lebih dari 5.000 orang, disusul senam "Riau Bangkit", atraksi marching band, dan zapin dalam kilatan tata cahaya dan kanvas elektrik yang megah.
Tata cahaya upacara pembukaan PON Riau juga menggunakan teknologi kanvas elektrik seperti digunakan pada upacara pembukanan SEA Games 2011 di Palembang.
Atraksi yang agak unik adalah tarian gelombang bono, yaitu penggambaran tradisi "air" yang tumbuh di empat sungai utama di Riau, yaitu Siak, Kampar, Indragiri dan Rokan.
Pada tarian kreasi koreografer Deddy Puja Indra itu, lapangan stadion seperti berubah menjadi gelombang sungai yang saling berhempasan seperti gelombang bono yang menurut masyarakat hanya muncul di muara Sungai Kampar. Sebanyak 500 siswa kemudian menampilkan lagu daerah "Lancang Kuning".
Tuan rumah Riau tidak hanya menampilkan atraksi budaya setempat, tapi juga berbagai fragmen tari-tarian dari sejumlah daerah, diantaranya tari Bali yang mewakili kawasan timur.
Dalam pagelaran itu tersebut, ditampilkan pahlawan Riau Tuanku Tambusai yang oleh penjajah Belanda dijuluki "Harimau Padri dari Rokan".
Sebelum defile kontingen daerah peserta, penyanyi Judika kemudian tampil membawakan lagu resmi PON 2012, yaitu "Selamat Datang Sang Juara".
Acara yang ditunggu-tunggu adalah penyulutan api kaldron oleh Zarmi Bachtiar dan api tersebut akan menyala sampai pesta yang diikuti sekitar 10.000 atlet dan ofisial itu usai pada 20 September mendatang.
Panitia sebelumnya ingin memberikan kejutan dengan merahasiakan penyulut api kaldron. Selain Zarmi Bachtiar, beredar nama-nama atlet terbaik Riau, diantara pesepak takraw Armon Yornes dan Amril Nurman, mantan pebulutangkis seangkatan dengan Rudy Hartono.
Zarmi yang menerima obor berbentuk lembing, secara berlahan dinaikkan setinggi sekitar 20 meter dengan menggunakan kereta dan dengan tenang dia melempar lembing tersebut ke arah kaldron, yang membuat api kaldron menyala, yang disambut riuh tepuk tangan penonton. Acara semakin meriah dengan pesta kembang api yang menghiasi langit di atas stadion tersebut.
Sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan meninggalkan tempat upacara, penyanyi Rossa mendendangkan lagu berjudul "Together We Can Rise" yang tidak lain adalah ciptaan presiden sendiri. Setelah itu, penyanyi bertubuh mungil itu pun membawakan lagunya yang sangat populer, "Ayat Ayat Cinta".
Selain Judika dan Rosa, juga tampil artis ibukota lainnya, yaitu kelompok Ungu, serta penyanyi dangdut Iis Dahlia.
Pekan olahraga empat tahunan tersebut digelar di sepuluh kabupaten dan kota yang tersebar di seluruh Riau dan mempertandingkan 39 cabang olahraga, serta menyediakan lebih dari 500 medali emas. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Sebagaimana lazimnya sebuah pesta olahraga multicabang, baik di tingkat regional maupun internasional, disulutnya api kaldron merupakan semacam pertanda bahwa pesta sudah dimulai secara resmi, meski sebenarnya sebagian pertandingan sudah berlangsung sejak 5 September lalu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya mengatakan PON harus menjadi momentun untuk mempersatukan bangsa dan semua harus yakin bahwa prestasi gemilang akan diukir oleh atlet-atlet yang datang dari berbagai daerah.
"Saat ini kompetisi olahraga semakin ketat dan keras, hanya dengan keuletan dan kerja keras, prestasi olahraga nasional bisa diwujudkan," katanya Presiden Yudhoyono dalam pidato yang relatif singkat bila dibandingkan dengan pidato Ketua Umum PB PON Rusli Zainal yang juga Gubernur Riau.
Lebih jauh Yudhoyono menegaskan bahwa PON harus menjadi puncak prestasi dan menjadi barometer untuk mengukur keberhasilan daerah dalam pembinaan olahraga, sehingga Indonesia yang maju tidak sebatas maju dibidang ekonomi dan kebudayaan tapi juga bidang olahraga.
Sebelumnya, acara pembukaan bertajuk "Air dan Peradaban" itu diawali dengan tarian kolosal yang secara total melibatkan lebih dari 5.000 orang, disusul senam "Riau Bangkit", atraksi marching band, dan zapin dalam kilatan tata cahaya dan kanvas elektrik yang megah.
Tata cahaya upacara pembukaan PON Riau juga menggunakan teknologi kanvas elektrik seperti digunakan pada upacara pembukanan SEA Games 2011 di Palembang.
Atraksi yang agak unik adalah tarian gelombang bono, yaitu penggambaran tradisi "air" yang tumbuh di empat sungai utama di Riau, yaitu Siak, Kampar, Indragiri dan Rokan.
Pada tarian kreasi koreografer Deddy Puja Indra itu, lapangan stadion seperti berubah menjadi gelombang sungai yang saling berhempasan seperti gelombang bono yang menurut masyarakat hanya muncul di muara Sungai Kampar. Sebanyak 500 siswa kemudian menampilkan lagu daerah "Lancang Kuning".
Tuan rumah Riau tidak hanya menampilkan atraksi budaya setempat, tapi juga berbagai fragmen tari-tarian dari sejumlah daerah, diantaranya tari Bali yang mewakili kawasan timur.
Dalam pagelaran itu tersebut, ditampilkan pahlawan Riau Tuanku Tambusai yang oleh penjajah Belanda dijuluki "Harimau Padri dari Rokan".
Sebelum defile kontingen daerah peserta, penyanyi Judika kemudian tampil membawakan lagu resmi PON 2012, yaitu "Selamat Datang Sang Juara".
Acara yang ditunggu-tunggu adalah penyulutan api kaldron oleh Zarmi Bachtiar dan api tersebut akan menyala sampai pesta yang diikuti sekitar 10.000 atlet dan ofisial itu usai pada 20 September mendatang.
Panitia sebelumnya ingin memberikan kejutan dengan merahasiakan penyulut api kaldron. Selain Zarmi Bachtiar, beredar nama-nama atlet terbaik Riau, diantara pesepak takraw Armon Yornes dan Amril Nurman, mantan pebulutangkis seangkatan dengan Rudy Hartono.
Zarmi yang menerima obor berbentuk lembing, secara berlahan dinaikkan setinggi sekitar 20 meter dengan menggunakan kereta dan dengan tenang dia melempar lembing tersebut ke arah kaldron, yang membuat api kaldron menyala, yang disambut riuh tepuk tangan penonton. Acara semakin meriah dengan pesta kembang api yang menghiasi langit di atas stadion tersebut.
Sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan meninggalkan tempat upacara, penyanyi Rossa mendendangkan lagu berjudul "Together We Can Rise" yang tidak lain adalah ciptaan presiden sendiri. Setelah itu, penyanyi bertubuh mungil itu pun membawakan lagunya yang sangat populer, "Ayat Ayat Cinta".
Selain Judika dan Rosa, juga tampil artis ibukota lainnya, yaitu kelompok Ungu, serta penyanyi dangdut Iis Dahlia.
Pekan olahraga empat tahunan tersebut digelar di sepuluh kabupaten dan kota yang tersebar di seluruh Riau dan mempertandingkan 39 cabang olahraga, serta menyediakan lebih dari 500 medali emas. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012