Pekanbaru (ANTARA Bengkulu) - Direktur Eksekutif Kadin Provinsi Riau, M. Herwan, menilai perhelatan PON XVIII/2012 tidak signifikan memajukan ekonomi kecil di Riau karena panitia cenderung tertutup dan mengutamakan pengusaha besar.

"Secara keseluruhan apa yang dijanjikan bahwa PON memberikan efek multiplier dalam ekonomi kerakyatan itu tidak tercapai," kata Herwan di Pekanbaru, Rabu.

Menurut dia, beberapa sektor mendapat dampak positif dari pelaksanaan PON seperti jasa perhotelan, industri kreatif dan transportasi. Namun, menurutnya hal itu sangat kecil karena Panitia Besar (PB) PON tidak membuka akses informasi bagi para pelaku usaha untuk memetakan peluang usaha.

"Misalkan dari bisnis katering, hanya satu-dua pengusaha saja yang dapat. Kemudian dari konveksi dan transportasi pun kebanyakan dari luar Riau," keluhnya.

Menurut dia, kondisi itu sangat disesalkan oleh Kadin Riau karena PB PON menempatkan salah satu Catur Sukses PON XVIII adalah untuk menyukseskan ekonomi kerakyatan.

"Bagimana pengusaha lokal mau bersiap kalau informasi sangat minim kita dapatkan. Kita disuruh untuk mencari tapi ditutupi," katanya.

Meski dalam bisnis ia mengakui seorang pengusaha jangan menunggu peluang, namun seharusnya pemerintah daerah di Riau memberi kebijakan prioritas untuk kemajuan pengusaha lokal.

Sementara itu, seorang pengusaha londry kiloan di Pekanbaru mengatakan pelaku usaha kecil cenderung enggan berurusan dengan PB PON Riau untuk proyek PON karena permintaan uang komisi terlalu besar. Misalkan, untuk londry kiloan yang minimal tarifnya Rp5.000 per kilogram, panitia hanya mau membayarkan sebesar Rp3.000 per kilogram.

"Malas saya ikut panitia karena potongannya terlalu besar. Akhirnya terpaksa gerilya mencari peluang sendiri," kata seorang pengusaha londri di Jalan Dahlia yang tak mau namanya dituliskan.(ant)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012