Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mencanangkan target pengurangan impor LPG sebesar satu juta ton.
"Coba yang gampang, bikin target satu juta ton pengurangan impor LPG. Di-'mix' (campur) dengan LPG, mungkin 25 persen DME (dimethyl ether) atau 50 persen nantinya," kata Jonan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Jonan juga meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara. Industri hilirisasi batu bara yang akan dibangun adalah pabrik gasifikasi batubara kalori rendah menjadi syngas, pabrik pengolahan syngas menjadi(DME), pabrik pengolahan syngas menjadi urea untuk menghasilkan pupuk, dan pabrik pengolahan syngas menjadi polypropylene yang digunakan untuk bahan baku plastik.
Jonan menyampaikan apresiasinya kepada PT Bukit Asam (PTBA) yang telah merintis industri hilirisasi batu bara dan telah menjalankan Peraturan Menteri ESDM terkait hilirisasi.
"Karena terus terang, tidak banyak kegiatan pertambangan batu bara yang besar di Indonesia itu memiliki semangat hilirisasi," ungkapnya.
Jika industri hilirisasi sudah berjalan, Jonan menjelaskan bahwa salah satu produknya, yakni DME, bisa menggantikan LPG. Selain itu, dengan menggunakan DME, impor LPG dapat dikurangi. Karena dalam setahun, impor LPG Indonesia sekitar 4,5-4,7 juta ton.
"Ini penting sekali bawa DME ini bisa menggantikan LPG, supaya impor LPG kita bisa berkurang," ujar Jonan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa uang yang dikeluarkan untuk melakukan impor LPG tidak sedikit, yaitu mencapai sekitar Rp40 triliun per tahun. Untuk itu, Jonan meminta kepada PTBA untuk memanfaatkan peluang untuk memaksimalkan produksi DME dengan skala besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Coba yang gampang, bikin target satu juta ton pengurangan impor LPG. Di-'mix' (campur) dengan LPG, mungkin 25 persen DME (dimethyl ether) atau 50 persen nantinya," kata Jonan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Jonan juga meresmikan pembangunan pabrik gasifikasi batu bara. Industri hilirisasi batu bara yang akan dibangun adalah pabrik gasifikasi batubara kalori rendah menjadi syngas, pabrik pengolahan syngas menjadi(DME), pabrik pengolahan syngas menjadi urea untuk menghasilkan pupuk, dan pabrik pengolahan syngas menjadi polypropylene yang digunakan untuk bahan baku plastik.
Jonan menyampaikan apresiasinya kepada PT Bukit Asam (PTBA) yang telah merintis industri hilirisasi batu bara dan telah menjalankan Peraturan Menteri ESDM terkait hilirisasi.
"Karena terus terang, tidak banyak kegiatan pertambangan batu bara yang besar di Indonesia itu memiliki semangat hilirisasi," ungkapnya.
Jika industri hilirisasi sudah berjalan, Jonan menjelaskan bahwa salah satu produknya, yakni DME, bisa menggantikan LPG. Selain itu, dengan menggunakan DME, impor LPG dapat dikurangi. Karena dalam setahun, impor LPG Indonesia sekitar 4,5-4,7 juta ton.
"Ini penting sekali bawa DME ini bisa menggantikan LPG, supaya impor LPG kita bisa berkurang," ujar Jonan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa uang yang dikeluarkan untuk melakukan impor LPG tidak sedikit, yaitu mencapai sekitar Rp40 triliun per tahun. Untuk itu, Jonan meminta kepada PTBA untuk memanfaatkan peluang untuk memaksimalkan produksi DME dengan skala besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019