Jakarta, 25/9 (ANTARA) - Peristiwa padamnya listrik di Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (24/9), membuat Menteri BUMN Dahlan Iskan angkat bicara.
        
Ia mengimbau agar penerangan bandara tersibuk nomor 11 di dunia ini menggunakan tenaga surya (solar cell).
        
"Saya minta supaya memasang 'solar cell' sebanyak-banyaknya," kata Dahlan saat ditemui usai Rapim di kantor pusat BTN, Jakarta.
        
Menurutnya, tenaga surya juga dapat dipasang di atap-atap bandara. Begitu juga dengan ruangan yang tersebar di seluruh terminal di Bandara Soetta, agar bila sewaktu-waktu listrik padam, maka penerangan dari tenaga surya dapat dimanfaatkan.
        
"Kalau ada mati lampu tidak bikin penumpang kaget. Sehingga nanti untuk penerangan ruangan itu tidak usah pakai listrik dari PLN," tuturnya.
        
Dahlan menambahkan, listrik di Bandara Soetta padam disebabkan daerah yang berada tepat di sekitar Gardu Duri Kosambi, Tangerang, mengalami kebakaran sehingga percikan apinya membuat gardu turut terbakar.
        
"Pemicunya berasal dari kampung-kampung yang tidak resmi yang kemarin kebakaran, kemudian mengenai transmisi," katanya.
        
Kendati demikian, cadangan listrik di bandara dapat digunakan sehingga tidak menganggu operasional bandara. Aliran listrik yang padam tersebut pun tidak ada hubungan dengan pelayanan penerbangan.
        
"Memang orang kaget. Kekagetan orang ini yang membuat telpon ke mana-mana, sehingga memicu kekagetan yang lainnya. Padahal, cadangan listrik berfungsi baik," terangnya.
        
Ia mengakui, kejadian ini tidak berlangsung lama. Dalam waktu 15 menit Bandara Soetta khususnya Terminal 1 dan 2 sudah dapat dialiri listrik, karena ada UPS (sistem penyedia daya listrik).
        
Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura II Persero Tri Sunoko menjabarkan dengan terganggunya pasokan listrik PLN akibat peristiwa kebakaran di wilayah Duri Kosambi, Tangerang, tidak membuat kegiatan operasional Bandara Soekarno-Hatta terganggu.
        
"Delapan genset yang dimiliki dapat bekerja optimal, sehingga kegiatan operasional pelayanan penerbangan yang menjadi prioritas tidak ada yang terkendala, termasuk kegiatan check-in, sistem radar, alat komunikasi, sistem pemanduan pesawat datang dan berangkat," kata Tri.
        
Diakuinya, ke delapan genset pendukung jalur prioritas ini meliputi jaringan teknik keselamatan penerbangan sebesar 3x850 Kilo Volt Ampere (KVA), jaringan prioritas operasional pelayanan pada terminal penumpang sebesar 3x1600 KVA, serta Terminal 3 sebesar 2x2000 KVA. (ant)

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012