Puluhan orang mengikuti norton bersama film dokumenter bertajuk “Sexy Killers” yang menceritakan kaitan antara pertambangan batu bara hingga dibakar di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menyebabkan kerusakan lingkungan hingga mengancam kesehatan manusia.

Film produksi Watchdog berdurasi hampir 1,5 jam itu diputar di gedung seni rupa Taman Budaya Bengkulu, digelar kolaboratif Yayasan Kanopi Bengkulu, Walhi, Genesis serta sejumlah komunitas seni.

"Film ini menggambarkan bagaimana batu bara dikreuk di hulu hingga diakar menjadi listrik di PLTU beberapa wilayah dan dampak yang harus diterima rakyat akibat dari energi kotor ini,” kata Juru Kampanye Energi, Kanopi Bengkulu, Olan Sahayu, Sabtu, malam.

Film yang mengambil latar di Pulau Kalimantan, Bali dan Jawa ini ialah film yang bergenre dokumenter, berkisah tentang latar belakang hancurnya ruang hidup masyarakat karena investasi batu bara dan turqunnya daya dukung lingkungan di Kepulauan Karimun Jawa karena transportasi batu bara menggunakan tongkang hingga merosotnya kualitas kesehatan masyarakat terdampak PLTU batu bara di Panau, Sulawesi Tengah..

Tak kalah menarik, dalam film ini juga diungkap bagaimana kaitan para elit politik di level nasional yang bersinggungan langsung dengan binis batu bara.

Ketua Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Apriatno menilai bahwa kondisi yang diceritakan di film itu hanya yang terlihat saja.

Menanggapi pembangunan PLTU yang berada di Pulau Baai, Kota Bengkulu, ia menilai perlu geraken masif untuk menghentikan proyek energi kotor itu.

“Perlu memperkuat gerakan akar rumput untuk bersama-sama menghentikan proyek energi kotor ini dan melibatkan sebanyak munglin pihak,” katanya.

Pewarta: Anggi Mayasari

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019