Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan jumlah gedung sekolah yang mengalami kerusakan di daerah itu berkisar 10 persen.

"Jumlah sekolah yang rusak ini tidak banyak lagi paling ada 10 sampai 15, atau tidak sampai 10 persen dari jumlah SD dan SMP yang ada di Rejang Lebong," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Rejang Lebong, Noprianto di Rejang Lebong, Kamis.

Sekolah  yang mengalami kerusakan tersebut kata dia, umumnya berada di daerah pinggiran dan selama ini belum dilaporkan dalam Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen) Kemendikbud.

"Sekolah ini tidak dilaporkan dalam Dapodik, padahal pemerintah pusat yang akan mengucurkan bantuan perbaikan sekolah rusak ini mengacu kepada data Dapodik," tambah dia.

Sejauh ini pihak sekolah di Rejang Lebong mengisi data Dapodik masing-masing sekolah kondisi riil saat itu dan tidak memperhitungkan kondisi bangunan beberapa waktu ke depan sehingga kondisi bangunan yang rusak tidak terpantau di pusat.

Untuk itu, dia meminta petugas operator Dapodik di masing-masing sekolah dalam pengisian data Dapodik harus mengisinya berdasarkan perhitungan kondisi bangunannya hingga satu tahun ke depan. Karena jika bangunannya rusak baru akan diperbaiki pemerintah pusat satu tahun kemudian.

"Sejauh ini dari ratusan sekolah SD dan SMP yang ada di Rejang Lebong, kondisinya masih lumayan bagus dibandingkan daerah lainnya di Bengkulu yang jumlah kerusakan sekolahnya lebih dari 10 persen," jelasnya.

Berdasarkan data Disdikbud Rejang Lebong jumlah sekolah baik SD maupun SMP yang tersebar dalam 15 kecamatan di Rejang Lebong terdiri dari SD negeri sebanyak 176 unit. Kemudian SD swasta sebanyak 24 unit, kemudian SMP negeri sebanyak 46 unit dan SMP swasta sebanyak 16 unit.***3***
 

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019