Malang (ANTARA Bengkulu) - Kepala Laboratorium Pancasila Universitas Negeri Malang (UM) Prof Dr Noor Syam menyatakan bahwa TNI harusnya kembali berpolitik untuk melindungi dan mengamankan bangsa dari rongrongan internal maupun eksternal.

"Harusnya TNI memang kembali berpolitik dan tidak hanya menjadi penonton, bahkan seperti patung. Namun, politik yang dikembangkan juga harus politik yang mengacu pada Pancasila karena saat ini Pancasila sudah mulai diabaikan dan ditinggalkan," katanya di Malang, Rabu.

Peran TNI dalam berpolitik, lanjutnya, untuk menyelamatkan Pancasila yang mulai dirongrong dan ada upaya pembelokan Pancasila sebagai ideologi bangsa, seperti yang diinginkan para pendiri bangsa Indonesia.

Sebab, jika Pancasila sebagai dasar negara dan idelogi bangsa ditingglkan dan tidak ditegakkan, tegasnya, maka bangsa Indonesia akan kesasar menuju tiga jalan yang bertolak belakang dengan Pancasila.

Tiga jalan yang akan menyesatkan bangsa Indonesia itu, menurut Prof Noor Syam, adalah faham nasionalis, agamis, komunis (nasakom) yang mulai bangkit kembali, neoliberalis yang mengarah pada demokrasi "barbar" (demokrasi palsu) serta atheis yang bertentangan dengan sila pertama Pancasila dan UUD 1945 pasal 29.

Padahal, tegasnya, mengkhianati ideologi sama artinya juga mengkhianati bangsa. "Kalau kita tidak segera sadar akan kesesatan ini, bangsa kita tercinta ini akan runtuh karena rongrongan dari dalam maupun luar," tandasnya.

Ia juga mengakui, ancaman terbesar kepada ideologi Pancasila saat ini tak lain adalah berkembangnya neo-liberalisme dan neo-komunisme. Kedua ideologi ini sekarang mulai tumbuh dan berkembang serta mengakar kepada generasi-generasi muda yang mulai melupakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat sosial. (ANT)
 

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012