Pekanbaru (ANTARA Bengkulu) - Takaran gas elpiji dikeluhkan masyarakat di beberapa wilayah di Sumatra antara lain Bengkulu dan juga sebagian warga di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.
Isi tabung gas atau elpiji takaran tiga kilogram sering kurang, sementara harga jual ecerannya tetap sama yakni Rp15 ribu per tabung isi ulang, kejadian itu sudah berulang-ulang, sempat penuh, tapi hanya sekali-sekali saja, keseringan
kurang kayak begini," kata seorang warga Jalan Bukit Barisan, Pekanbaru, Buriah (45), Jumat.
Wanita yang ditemui tidak jauh dari kediamannya itu mengatakan, sudah hampir dua bulan ini isi tabung gas tiga kg yang dibelinya di tempat-tempat pengecer selalu berisi tidak penuh."Biasanya regulator pada selang kompor gas saya selalu menunjukan angka penuh tabung gas setiap dilakukan pembelian baru. Tapi akhir-akhir ini justru tidak,"
ujarnya.
Awalnya ia mengira regulator miliknya rusak. "Tapi belakangan saya sangat yakin isinya kurang karena gas yang biasanya tahan sampai dua minggu, saat ini hanya tahan selama delapan hari," ungkapnya. Hal itu juga dikeluhkan warga lainnya yang tinggal di Jalan Perkutut, Pekanbaru, Ali Purba.
"Capek pindah-pindah beli gas, sama saja. Isinya selalu tidak penuh. Ada apa ini, pemerintah dan Pertamina kok' adem-adem saja. Tidak ada merespon kondisi merugikan rakyat ini," katanya.
Manager Penanganan Elpiji PT Pertamina untuk wilayah Riau-Sumatra Barat, Nyoman Sumarjaya secara terpisah mengakui belum mendapat laporan tentang beredarnya elpiji tiga kg yang isinya kurang dari takaran sebenarnya.
"Untuk mencari kebenaran, kami akan menerjunkan tim guna melakukan pengecekan di sejumlah wilayah yang terindikasi beredar tabung gas tiga kg yang takarannya kurang. Sama seperti biasanya," ujar dia.
Setelah penerjunan tim dan ternyata indikasi tersebut benar, kata dia, maka Pertamina akan melakukan penelusuran lebih dalam untuk mengetahui penyebab berkurangnya isi tabung gas bersubsidi itu."Penerjunan tim akan kami lakukan secepatnya dan apabila ada temuan, maka kami akan menelusurinya sampai ke SPBE-SPBE (stasiun pengisian elpiji-red) yang ada di Pekanbaru dan sekitarnya," tuturnya. (KR-FZR/M019)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Isi tabung gas atau elpiji takaran tiga kilogram sering kurang, sementara harga jual ecerannya tetap sama yakni Rp15 ribu per tabung isi ulang, kejadian itu sudah berulang-ulang, sempat penuh, tapi hanya sekali-sekali saja, keseringan
kurang kayak begini," kata seorang warga Jalan Bukit Barisan, Pekanbaru, Buriah (45), Jumat.
Wanita yang ditemui tidak jauh dari kediamannya itu mengatakan, sudah hampir dua bulan ini isi tabung gas tiga kg yang dibelinya di tempat-tempat pengecer selalu berisi tidak penuh."Biasanya regulator pada selang kompor gas saya selalu menunjukan angka penuh tabung gas setiap dilakukan pembelian baru. Tapi akhir-akhir ini justru tidak,"
ujarnya.
Awalnya ia mengira regulator miliknya rusak. "Tapi belakangan saya sangat yakin isinya kurang karena gas yang biasanya tahan sampai dua minggu, saat ini hanya tahan selama delapan hari," ungkapnya. Hal itu juga dikeluhkan warga lainnya yang tinggal di Jalan Perkutut, Pekanbaru, Ali Purba.
"Capek pindah-pindah beli gas, sama saja. Isinya selalu tidak penuh. Ada apa ini, pemerintah dan Pertamina kok' adem-adem saja. Tidak ada merespon kondisi merugikan rakyat ini," katanya.
Manager Penanganan Elpiji PT Pertamina untuk wilayah Riau-Sumatra Barat, Nyoman Sumarjaya secara terpisah mengakui belum mendapat laporan tentang beredarnya elpiji tiga kg yang isinya kurang dari takaran sebenarnya.
"Untuk mencari kebenaran, kami akan menerjunkan tim guna melakukan pengecekan di sejumlah wilayah yang terindikasi beredar tabung gas tiga kg yang takarannya kurang. Sama seperti biasanya," ujar dia.
Setelah penerjunan tim dan ternyata indikasi tersebut benar, kata dia, maka Pertamina akan melakukan penelusuran lebih dalam untuk mengetahui penyebab berkurangnya isi tabung gas bersubsidi itu."Penerjunan tim akan kami lakukan secepatnya dan apabila ada temuan, maka kami akan menelusurinya sampai ke SPBE-SPBE (stasiun pengisian elpiji-red) yang ada di Pekanbaru dan sekitarnya," tuturnya. (KR-FZR/M019)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012