Rejanglebong (ANTARA Bengkulu) - Kalangan petani sayuran di Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, memetik keuntungan dari musim kemarau sebab harga sayur mayur menjadi naik.

"Kalau di daerah lain banyak orang yang mengeluhkan musim kemarau tapi bagi petani sayuran disini malah memberikan keuntungan dengan membaik harga jual sayuran ditingkat petani," kata Supri (29) salah seorang petani sayuran di Kecamatan Sindang Kelingi, Minggu.

Naiknya harga jual sayuran ditingkatan petani tersebut kata dia, membuat petani sayuran kembali bergairah mengolah lahannya, kendati setiap hari mereka harus bekerja ekstra guna mengangkut air untuk menyiram tanaman sayuran, mengingat selama ini harga jual sayuran ditingkatan petani tidak pernah naik, sehingga usaha mereka tidak pernah berkembang.

Beberapa jenis sayuran yang mengalami kenaikan harga ditingkatan petani antara lain kol bulat Rp2.000-2.300 per kg, sedangkan sebelumnya hanya Rp1.000, kemudian sawi pahit Rp1.700 naik dari harga sebelumnya hanya Rp700-900 per kg, kemudian cabe merah keriting Rp25.000 per kg.

Selanjutnya daun bawang naik menjadi Rp2.000-2.500 per kg dari harag sebelumnya Rp1.500, terong panjang menjadi Rp1.500-2.000 per kg dari Rp1.300 per kg. Kacang panjang menjadi rp1.500-1.750 per kg, sedangkan sebelumnya Rp1.200-1.500 per kg.

Kenaikan harga jual sayuran ditingkatan petani tersebut tambah dia, karena banyak daerah lain belum panen akibat pengaruh musim kemarau, sedangkan di daerah itu petani sayuran masih bisa melakukan cocok tanam karena udaranya lembab serta rutin di siram maupun penggunaan plastik penutup atau mulsa.

Sementara itu Harifin (53) petani sayuran di Desa Sumber Urip, Kecamatan Selupu Rejang, berharap harga jual sayuran ditingkat petani dapat bertahan lama sehingga dapat merasakan keuntungan dari usaha mereka kendati kebanyakan petani di daerah itu hanya bertindak selaku petani penggarap.

"Harapannya harga ini bisa terus naik, karena di sini kebanyakan hanya petani penggarap sedangkan lahannya milik orang lain yang di sewa atau ada juga yang sistem bagi hasil. Kalau harga jualnya membaik maka petani penggarap bisa mendapatkan keuntungan lebih, tapi kalau harganya murah terkadang untuk makan saja kami susah," akunya. (ANT)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012