Ketua tim kuasa hukum BPN 02 Prabowo-Sandi, Bambang Widjajanto berharap Mahkamah Konstitusi (MK) menangani dugaan kecurangan pemilu yang diajukan pihaknya.

"MK bukan lembaga kalkulator yang bersifat numerik," ujar Bambang dii gedung Mahkamah Konstitusi Jakarta Pusat, Jumat (25/5) malam.

Bambang mengatakan permohonan yang ia ajukan salah satunya agar MK bisa merumuskan apa benar terjadi tindakan kecurangan yang bisa dikualifikasi sebagai terstruktur sistematis dan masif.

Baca juga: Prabowo resmi layangkan gugatan ke MK

"Ada bukti pendukung menjelaskan hal itu," ujar Bambang.

Bahwa laporan dugaan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif itu sebelumnya telah ditolak Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), menurut Bambang alasan penolakan lebih disebabkan ketidakmampuan  lembaga pengawas pemilu itu.

"Misalnya seperti laporan kami soal sistem IT KPU yang bermasalah, Bawaslu sepertinya tidak punya ahli IT tersendiri sehingga harus tidak menerima laporan itu," ujar Bambang.

Baca juga: Tim Prabowo serahkan 51 bukti ke MK

Bambang merasa bersyukur telah menyampaikan permohonan pelaporan kecurangan tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Bambang berharap MK sebagai lembaga yang profesional bisa memeriksa kecurangan tersebut.

Sementara, MK menjadwalkan akan melakukan verifikasi dokumen pada 11 juni 2019.

Setelahnya proses pemeriksaan di MK akan dilakukan selama 14 hari kerja untuk mengadili perkara dugaan kecurangan hasil pemilihan umum tersebut.

Baca juga: MK putuskan gugatan Prabowo paling lama dua minggu

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019