Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Iriyanto mengatakan warga yang kehilangan rumah karena terbakar akibat bentrok antarwarga Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya Kabupaten Buton akan mendapat kompensasi dari pemerintah.
"Saya sudah koordinasi dengan gubernur. Gubernur akan memberikan kompensasi dan penggantian," ujar Kapolda Sultra, Brigjen Pol Iriyanto, di Buton, Kamis.
Kapolda yang turun langsung meninjau kerusuhan dengan didampingi Bupati Buton La Bakri mengatakan, kerusuhan yang terjadi itu mengakibatkan 87 unit rumah warga terbakar.
"Kerugian-kerugian silahkan disampaikan kepada Pemda," ujarnya.
Kapolda juga mengatakan, pihaknya bersama TNI akan bersama-sama membangun rumah-rumah korban kebakaran itu.
"Kami harapkan dan mohon dengan sangat kepada masyarakat kedua belah pihak supaya menahan diri. Apalagi ini adalah hari yang sangat kita tunggu-tunggu yaitu hari yang fitri (Lebaran Idul Fitri)," ujarnya.
Informasi yang dihimpun, bentrok antar kedua desa itu diduga bermula dari konvoi kendaraan sejumlah pemuda Desa Sampoabalo Kecamatan Siotapina, pada Lebaran hari pertama, Rabu (5/6).
Mereka menggunakan knalpot racing dan memainkan gas kendaraan roda duanya sehingga membuat warga Desa Gunung Jaya merasa terusik dan tidak menerimanya.
Sekitar beberapa waktu kemudian, konvoi tersebut kembali melewati Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya, ketika tiba di pertigaan diantara kedua desa itu massa lalu meneriakkan kalimat-kalimat provokatif dan kemudian terjadi pelemparan ke arah rumah warga Desa Gunung Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Saya sudah koordinasi dengan gubernur. Gubernur akan memberikan kompensasi dan penggantian," ujar Kapolda Sultra, Brigjen Pol Iriyanto, di Buton, Kamis.
Kapolda yang turun langsung meninjau kerusuhan dengan didampingi Bupati Buton La Bakri mengatakan, kerusuhan yang terjadi itu mengakibatkan 87 unit rumah warga terbakar.
"Kerugian-kerugian silahkan disampaikan kepada Pemda," ujarnya.
Kapolda juga mengatakan, pihaknya bersama TNI akan bersama-sama membangun rumah-rumah korban kebakaran itu.
"Kami harapkan dan mohon dengan sangat kepada masyarakat kedua belah pihak supaya menahan diri. Apalagi ini adalah hari yang sangat kita tunggu-tunggu yaitu hari yang fitri (Lebaran Idul Fitri)," ujarnya.
Informasi yang dihimpun, bentrok antar kedua desa itu diduga bermula dari konvoi kendaraan sejumlah pemuda Desa Sampoabalo Kecamatan Siotapina, pada Lebaran hari pertama, Rabu (5/6).
Mereka menggunakan knalpot racing dan memainkan gas kendaraan roda duanya sehingga membuat warga Desa Gunung Jaya merasa terusik dan tidak menerimanya.
Sekitar beberapa waktu kemudian, konvoi tersebut kembali melewati Desa Sampoabalo dan Desa Gunung Jaya, ketika tiba di pertigaan diantara kedua desa itu massa lalu meneriakkan kalimat-kalimat provokatif dan kemudian terjadi pelemparan ke arah rumah warga Desa Gunung Jaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019