Dumai, Riau (ANTARA Bengkulu) - Perdagangan anak ikan hiu berumur satu hingga 12 bulan diambil dari perairan laut Dumai kini marak di Pasar Bunda Sri Mersing di "kota minyak" di Provinsi Riau tersebut.
Masyarakat penikmat daging ikan berjenis karnivora ini bisa membelinya pada kisaran harga Rp12.000 hingga Rp13.000 per kilogram, namun peraktek itu suah lama berlangsung, kata seorang pedagang eceran di pasar itu Idris, (44), Senin.
"Kami membelinya dari nelayan yang pulang melaut di dermaga tempat pendaratan ikan Dumai. Ikan hiu ini sudah lama kita jual di pasar, karena memang ada peminatnya di sini," kata Idris, (44), pedagang ikan eceran di pasar itu.
Dia menuturkan, jual-beli ikan hiu di kalangan masyarakat awam yang jarang mengkonsumsi, memang dianggap unik dan langka, namun bagi warga sering berjalan ke pasar tersebut, sudah menjadi pemandangan biasa.
Dalam sehari, dia mengaku bisa mendapatkan anak ikan hiu sudah mati tersebut dari nelayan sebanyak 20 hingga 30 ekor, sedangkan penjualan setiap harinya tergantung dari kebutuhan permintaan masyarakat, yakni antara 30 hingga 50 kilogram.
"Membeli anak ikan hiu itu, ada pelanggan tetap kami setiap harinya. Biasanya kebanyakan ikan dimakan dengan goreng kering seperti lazimnya konsumsi ikan laut dan sungai," ujar Idris tentang cara masaknya. Doni, (35), seorang warga Dumai yang hobi memancing di laut mengaku sering mendapatkan anak ikan hiu tersangkut di joran pancingnya, ukuran anak ikan hiu sebanding dengan berat ikan laut berbobot satu kilogram.
Hasil pancingan anak ikan terbesar kedua di dunia setelah ikan paus ini terkadang dibawanya pulang untuk dimasak di rumah. "Tapi sering juga dijual ke pedagang atau dikasih secara cuma-cuma ke tetangga," ungkapnya.
Anak ikan hiu ini, demikian Doni, banyak dijumpai di tepi laut dan mudah sekali mendapatkannya."Ikan ini enak dimakan goreng kering. Tapi agar bau amisnya hilang, direndam dahulu dengan air panas," jelasnya.(M036/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
Masyarakat penikmat daging ikan berjenis karnivora ini bisa membelinya pada kisaran harga Rp12.000 hingga Rp13.000 per kilogram, namun peraktek itu suah lama berlangsung, kata seorang pedagang eceran di pasar itu Idris, (44), Senin.
"Kami membelinya dari nelayan yang pulang melaut di dermaga tempat pendaratan ikan Dumai. Ikan hiu ini sudah lama kita jual di pasar, karena memang ada peminatnya di sini," kata Idris, (44), pedagang ikan eceran di pasar itu.
Dia menuturkan, jual-beli ikan hiu di kalangan masyarakat awam yang jarang mengkonsumsi, memang dianggap unik dan langka, namun bagi warga sering berjalan ke pasar tersebut, sudah menjadi pemandangan biasa.
Dalam sehari, dia mengaku bisa mendapatkan anak ikan hiu sudah mati tersebut dari nelayan sebanyak 20 hingga 30 ekor, sedangkan penjualan setiap harinya tergantung dari kebutuhan permintaan masyarakat, yakni antara 30 hingga 50 kilogram.
"Membeli anak ikan hiu itu, ada pelanggan tetap kami setiap harinya. Biasanya kebanyakan ikan dimakan dengan goreng kering seperti lazimnya konsumsi ikan laut dan sungai," ujar Idris tentang cara masaknya. Doni, (35), seorang warga Dumai yang hobi memancing di laut mengaku sering mendapatkan anak ikan hiu tersangkut di joran pancingnya, ukuran anak ikan hiu sebanding dengan berat ikan laut berbobot satu kilogram.
Hasil pancingan anak ikan terbesar kedua di dunia setelah ikan paus ini terkadang dibawanya pulang untuk dimasak di rumah. "Tapi sering juga dijual ke pedagang atau dikasih secara cuma-cuma ke tetangga," ungkapnya.
Anak ikan hiu ini, demikian Doni, banyak dijumpai di tepi laut dan mudah sekali mendapatkannya."Ikan ini enak dimakan goreng kering. Tapi agar bau amisnya hilang, direndam dahulu dengan air panas," jelasnya.(M036/S023)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012