Perkembangan harga jual aneka sayuran ditingkatan petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa pekan lalu mulai mengalami kenaikan.
"Harga sayuran ini mengalami kenaikan sejak beberapa minggu lalu, harga sayuran yang mengalami kenaikan ini terjadi pada seluruh jenis sayuran," kata Suryono, petani sayuran yang ada di Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah, Sabtu.
Beberapa jenis sayuran yang mengalami kenaikan tersebut kata dia, antara lain cabai merah dari Rp20.000 per kg menjadi Rp45.000-50.000 per kg, kemudian tomat dari Rp2.000 menjadi Rp5.000 per kg, daun bawang dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 per kg.
Baca juga: Harga jual sayuran di Rejang Lebong rendah
Selanjutnya kol bulat, sawi manis dan sawi pahit yang sebelumnya ditingkatan petani dihargai Rp1.000 per kg saat ini naik menjadi Rp2.000 per kg. Wortel dari kisaran Rp1.500 naik menjadi Rp2.000-2.500 per kg.
"Alhamdulilah harga jual sayuran saat ini cukup tinggi, sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan. Kalau sebelumnya harga sayuran ini anjlok, sebaliknya harga pupuk maupun obat-obatan pertanian mengalami kenaikan," urainya.
Sementara itu Kasim (64), orang tua Suryono menambahkan, mereka saat ini mengolah lahan seluas 1/2 hektare yang mereka tanami tomat dengan tumpang sari, sayuran sawi namun karena diserang ulat sehingga tanamannya tidak bisa dipanen.
Baca juga: Dalam waktu dekat, Rejang Lebong ekspor sayuran ke Malaysia
"Beruntung ada tanaman tomat, karena untuk sawi nya tidak bisa dipanen. Dari tiga gulung plastik mulsa yang dijadikan penutup bendengan tanahnya saat ini sudah memasuki panen ke enam kali, di mana setiap kali panen berkisar 1 ton," jelasnya.
Modal usaha tanaman tomat itu sendiri kata dia, tidaklah sedikit untuk tiga gulung plastik mulsa mereka bisa menghabiskan modal hingga Rp15 juta, yang digunakan sebagai biaya pengolahan lahan, pembelian benih, pupuk dan obat-obatan serta biaya perawatan.
"Modal awalnya itu yang besar, sehingga kami siasati dengan melakukan sistem tumpang sari. Jika tanaman utamanya seperti cabai gagal panen, maka masih ada tanaman lainnya seperti tomat atau kol dan bisa juga sawi," tambah dia.
Baca juga: Petani sayur Rejang Lebong keluhkan maraknya pencurian
Baca juga: Harga sayuran di Rejang Lebong beranjak naik
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Harga sayuran ini mengalami kenaikan sejak beberapa minggu lalu, harga sayuran yang mengalami kenaikan ini terjadi pada seluruh jenis sayuran," kata Suryono, petani sayuran yang ada di Desa Air Merah, Kecamatan Curup Tengah, Sabtu.
Beberapa jenis sayuran yang mengalami kenaikan tersebut kata dia, antara lain cabai merah dari Rp20.000 per kg menjadi Rp45.000-50.000 per kg, kemudian tomat dari Rp2.000 menjadi Rp5.000 per kg, daun bawang dari Rp3.000 menjadi Rp5.000 per kg.
Baca juga: Harga jual sayuran di Rejang Lebong rendah
Selanjutnya kol bulat, sawi manis dan sawi pahit yang sebelumnya ditingkatan petani dihargai Rp1.000 per kg saat ini naik menjadi Rp2.000 per kg. Wortel dari kisaran Rp1.500 naik menjadi Rp2.000-2.500 per kg.
"Alhamdulilah harga jual sayuran saat ini cukup tinggi, sehingga petani bisa mendapatkan keuntungan. Kalau sebelumnya harga sayuran ini anjlok, sebaliknya harga pupuk maupun obat-obatan pertanian mengalami kenaikan," urainya.
Sementara itu Kasim (64), orang tua Suryono menambahkan, mereka saat ini mengolah lahan seluas 1/2 hektare yang mereka tanami tomat dengan tumpang sari, sayuran sawi namun karena diserang ulat sehingga tanamannya tidak bisa dipanen.
Baca juga: Dalam waktu dekat, Rejang Lebong ekspor sayuran ke Malaysia
"Beruntung ada tanaman tomat, karena untuk sawi nya tidak bisa dipanen. Dari tiga gulung plastik mulsa yang dijadikan penutup bendengan tanahnya saat ini sudah memasuki panen ke enam kali, di mana setiap kali panen berkisar 1 ton," jelasnya.
Modal usaha tanaman tomat itu sendiri kata dia, tidaklah sedikit untuk tiga gulung plastik mulsa mereka bisa menghabiskan modal hingga Rp15 juta, yang digunakan sebagai biaya pengolahan lahan, pembelian benih, pupuk dan obat-obatan serta biaya perawatan.
"Modal awalnya itu yang besar, sehingga kami siasati dengan melakukan sistem tumpang sari. Jika tanaman utamanya seperti cabai gagal panen, maka masih ada tanaman lainnya seperti tomat atau kol dan bisa juga sawi," tambah dia.
Baca juga: Petani sayur Rejang Lebong keluhkan maraknya pencurian
Baca juga: Harga sayuran di Rejang Lebong beranjak naik
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019