Gajah Sumatera yang mati di area konsesi lahan di Desa Semambu, Jambi, bukan karena bahan kimia.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi Rahmad Saleh mengatakan sudah mengirimkan tim investigasi beserta dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan nekropsi terhadap gajah tersebut,  demikian keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.

Direktur LAJ Meizani Irmadhiany mengatakan hasil observasi dan identifikasi awal tim Ranger Wildlife Conservation Area (WCA) PT LAJ menunjukan gajah Sumatera tersebut berjenis kelamin betina.

“Kami mendukung upaya investigasi yang menyeluruh dan transparan terhadap kematian gajah di wilayah WCA. Hal itu meupakan bagian dari komitmen berkelanjutan LAJ dengan pemerintah," kata dia.

Dia mengatakan temuan gajah mati telah dilaporkan Manajer WCA kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi untuk investigasi dan penanganan lebih lanjut. Berdasarkan hasil laboratorium forensik kematian gajah bukan karena faktor kimia.

Meizani mengatakan WCA LAJ merupakan tim untuk upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem. Tim Ranger WCA rutin patroli serta melakukan sosialisasi kepada warga perambah untuk mencegah terjadinya konflik antara manusia dan gajah.

“WCA menjadi solusi penting dalam upaya mengembalikan habitat gajah Sumatera yang saat ini menghadapi tantangan dan ancaman deforestasi dan kegiatan ilegal lainnya," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019