Palangka Raya (ANTARA Bengkulu) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Palangka Raya, Kalimantan Tengah berupaya menggalakkan penerapan bank sampah di berbagai lembaga pendidikan daerah itu.
"Kami mengenalkan terlebih dulu kepada sekolah terutama yang sudah menerapkan program Adiwiyata sehingga diterima siswa," kata Kepala BLH Palangka Raya Nuh Gufran Akhmad, Selasa.
Dia mengatakan, bank sampah di masyarakat masih belum terlalu diketahui karena ini merupakan program baru sehingga memerlukan waktu bagi penerapan "lembaga" tersebut.
"Banyak masyarakat mengira sampah tidak memiliki nilai tinggi, padahal apabila dilakukan pemilahan dapat menghasilkan ratusan ribu per hari," katanya.
Dijelaskannya, pola bank sampah sama dengan program 3 R (reduce, reuse dan resycle) yang yang berarti mengurangi sampah, guna ulang sampah, dan daur ulang sampah.
Dengan penerapan bank sampah terhadap siswa didik diharapkan dapat mengurangi sumber sampah, sehingga tempat pembuangan akhir tidak perlu repot dan tidak menambah truk karena yang seharusnya dibuang ke TPA memang barang tidak berguna yang perlu dimusnahkan.
"Bank sampah prosesnya hampir sama dengan koperasi dimana masyarakat atau anak didik memilah sampah, yang dapat dimanfaatkan dan dinilai uang ataupun ditabung baru bisa diambil,"ucapnya.
Memang sangat ini memang belum kelihatan dari pelaksanaan program ini, akan tetapi dampaknya dapat dilihat saat mereka menginjak remaja karena sudah tertanam untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan,ucapnya.
Tujuan dari program Adiwiyata atau bank sampah untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah baik guru, murid serta pekerja lainnya.
Ini dinilai penting, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Kami mengenalkan terlebih dulu kepada sekolah terutama yang sudah menerapkan program Adiwiyata sehingga diterima siswa," kata Kepala BLH Palangka Raya Nuh Gufran Akhmad, Selasa.
Dia mengatakan, bank sampah di masyarakat masih belum terlalu diketahui karena ini merupakan program baru sehingga memerlukan waktu bagi penerapan "lembaga" tersebut.
"Banyak masyarakat mengira sampah tidak memiliki nilai tinggi, padahal apabila dilakukan pemilahan dapat menghasilkan ratusan ribu per hari," katanya.
Dijelaskannya, pola bank sampah sama dengan program 3 R (reduce, reuse dan resycle) yang yang berarti mengurangi sampah, guna ulang sampah, dan daur ulang sampah.
Dengan penerapan bank sampah terhadap siswa didik diharapkan dapat mengurangi sumber sampah, sehingga tempat pembuangan akhir tidak perlu repot dan tidak menambah truk karena yang seharusnya dibuang ke TPA memang barang tidak berguna yang perlu dimusnahkan.
"Bank sampah prosesnya hampir sama dengan koperasi dimana masyarakat atau anak didik memilah sampah, yang dapat dimanfaatkan dan dinilai uang ataupun ditabung baru bisa diambil,"ucapnya.
Memang sangat ini memang belum kelihatan dari pelaksanaan program ini, akan tetapi dampaknya dapat dilihat saat mereka menginjak remaja karena sudah tertanam untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan,ucapnya.
Tujuan dari program Adiwiyata atau bank sampah untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah baik guru, murid serta pekerja lainnya.
Ini dinilai penting, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. (ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012