Warga masyarakat di sembilan desa Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, yang terdampak gempa 7,2 SR pada Minggu (14/7) mendapatkan bantuan senilai Rp1, 39 miliar dari Kementerian Sosial.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat dalam siaran pers yang diterima Antara, Rabu (17/7), mengatakan bantuan tersebut langsung didistribusikan ke daerah-daerah terdampak, masing-masing Desa Ranga-Ranga, Gane Luar, Samat, Gaimu, Kuwo, Liaro, Tomara, Gane Timur, Tanjung Jere, Desa Lemo Lemo.

"Sesuai arahan Presiden Jokowi, penanganan korban bencana alam harus secepatnya. Untuk itu, Kemensos langsung memberikan bantuan berupa beras, lauk pauk, tenda dan santunan bagi korban yang meninggal dunia," katanya.

Baca juga: Gempa 7,2 SR guncang Maluku Utara

Sesuai pendataan terakhir hari ini, tercatat sebanyak 971 bangunan di sembilan desa itu rusak berat.

Harry mengungkapkan, santunan juga diberikan bagi keluarga 5 korban meninggal dunia, masing-masing sebesar Rp15 juta.

Korban meninggal dunia yakni Aisyah (50, Desa Gane Luar Kec. Gane Timur Selatan), Asfar Mukmat (25, Desa Gane Dalam Kec. Gane Barat Selatan), Sagaf Girato (50, Desa Yomen Kec. Joronga), Wiji Siang (60, Desa Gane Luar, Kec. Gane Timur Selatan), Saimah (90, warga Nyonyifi, Kec. Bacan Timur).

Tembus lokasi tersulit

Sulitnya jalur menuju lokasi titik gempa di desa Gane Luar tidak menyurutkan tim bantuan kementerian sosial terdiri dari Teruna Siaga Bencana (Tagana), Pendamping PKH dan pilar sosial lainnya untuk mencapai desa itu.

Tim bantuan Kementerian Sosial dipimpin langsung Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat.

Baca juga: Setelah gempa 7,2 SR, setidaknya terjadi 40 gempa susulan di Maluku Utara

Harry menjelaskan untuk bisa mencapai desa Gane Luar sebagai daerah terparah karena gempa tersebut tim bantuan Kemensos harus menempuh perjalanan selama 10 jam perjalanan dari Kota Ternate. Tercatat sebanyak 380 unit rumah mengalami kerusakan di desa tersebut.

“Untuk bisa mencapai desa ini kami harus menggunakan speedboat selama 1 jam perjalanan menuju pelabuhan sofifi. Dari Sofifi dilanjutkan menggunakan kendaraan selama 5 jam menuju desa Matuting. Sesampai di desa Matuting perjalanan kita lanjutkan dengan menggunakan sepeda motor selama lebih dari 2 jam. Pemilihan sepeda motor itu dikarenakan akses menuju kedua desa itu mengalami kerusakan akibat gempa,” kata Harry.

Minimnya transportasi juga menjadi kendala penyaluran bantuan hingga daerah tersulit. "Untuk bisa mencapai kedua desa terparah transportasi satu-satunya adalah dengan menggunakan sepeda motor. Ada juga via laut tetapi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini sangat berisiko bagi penyaluran logistik bantuan," katanya.

Harry menambahkan, dampak gempa yang terjadi pada hari Minggu lalu telah menyebabkan rumah rusak sebanyak 971 unit dan 3.104 jiwa terpaksa harus mengungsi karena masih mengalami trauma.

“Terdapat 15 titik pengungsian, yaitu Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Mesjid Raya, Kantor LP Halsel, SMEA Amasing, Gunung Bobebo dan sisanya berada di lokasi Kec. Gane Barat dan Timur. Pemerintah akan berusaha memenuhi segala kebutuhan mereka yang menungsi,” kata Harry.

Rencananya Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita akan meninjau langsung pengungsi di desa Gane Dalam pada Kamis (18/7) dengan menggunakan helikopter milik TNI dari pulau Bacan.

Baca juga: Selasa pagi, gempa 6,0 SR kejutkan warga Bali
Baca juga: Tercatat tujuh gempa susulan pasca-gempa 6 SR di Bali
Baca juga: Jamaah calon haji panik akibat gempa 6,0 SR

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019