Kediri (ANTARA Bengkulu) - Sutradara dan kru film "Sang Kiai", film biografi kiai serta tokoh nasional KH Hasyim Asy'ari memilih sebuah pondok pesantren di Dusun Kapurejo, Desa/Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri untuk pengambilan gambarnya karena dirasa lebih cocok dengan situasi saat itu.

"Kami sudah survei di sejumlah pondok pesantren termasuk di Tebuireng yang memang pondok yang beliau dirikan, namun konstruksi bangunan sudah banyak yang berubah," kata Produser Pelaksana film "Sang Kiai" Taufik Kusnandar ditemui saat pengambilan film, Selasa.

Ia mengatakan rencana pengambilan film ini memang berada di banyak lokasi. Selain di Kediri, sejumlah daerah lain juga akan dijadikan lokasi pengambilan film di antaranya di Magelang, Klaten, dan daerah lain.

Untuk di Kediri, Taufik mengatakan pemilihan pondok pesantren ini sudah berdasarkan survei lama yang dilakukan. Ia dengan tim kreatif lainnya menginginkan agar bangunan yang digunakan untuk pengambilan film "Sang Kiai" sesuai dengan peristiwa saat itu, baik suasana pondok maupun bangunan.

KH Hasyim Asy'ari adalah pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Peristiwa sekitar tahun 1942, di mana saat itu Jepang mulai masuk ke Indonesia, mengharuskan ia dengan tim kreatif memilih lokasi pondok yang sesuai.

"Kami mencari lokasi pondok yang sesuai sulit, termasuk yang ada untuk 'kasepuhan', masjid, dan kami merasa cocok di pondok ini," ujarnya.

Ia menyebut, rencana pengambilan gambar di Kediri akan berlangsung sampai 14 November mendatang. Kegiatan pengambilan gambar sendiri sudah dimulai sejak 1 November lalu dan terus dilakukan sampai adegan film di Kediri tuntas.

Pihaknya juga menyebut, sejumlah artis yang ikut berperan dalam film ini semua ikut di Kediri, seperti Christine Hakim, Agus Kuncoro, Adipati Dolken, Dimas Aditya. Secara total, terdapat sekitar 4.000 artis dan pemain figuran. Film itu rencananya ditayangkan pada 2013.

Tentang latar belakang dan visi dengan pembuatan film tersebut, Taufik mengatakan sosok KH Hasyim Asy'ari adalah sosok yang tentunya sudah banyak dikenal.

Perjuangannya untuk ikut mempertahankan NKRI dari tangan penjajah. KH Hasyim menjadi panutan dalam menentukan arah dan pengerahan massa santri "pejuang" dalam melawan sekutu.

Dengan fatwanya "Resolusi Jihad", beliau mengimbau dan mengajak para santri berjuang dengan "jihad fisabillilah" melawan penjajah, yang kemudian melahirkan peristiwa perang besar yang dikenal sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa itu terjadi pada 10 November 1945.

Pihaknya berharap, dengan film ini ikut memberikan edukasi dan meningkatkan rasa nasionalisme terutama generasi muda. Diharapkan, mereka (generasi muda) memahami tentang sulitnya meraih kemerdekaan, sehingga mereka pun bisa menghargai jasa para pahlawan.

Sementara itu, sejumlah warga maupun para santri terlihat memadati lokasi pengambilan gambar. Mereka ingin menyaksikan langsung proses pembuatan film maupun bertemu dengan para artis.

Petugas keamanan dari pondok pun turun tangan, bahkan mereka juga didampingi petugas dari kepolisian sektor setempat. Jalan ke lokasi pondok pun ditutup dengan garis polisi agar tidak mengganggu proses pembuatan film. (ant)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012