Presiden Joko Widodo menelepon Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan untuk memastikan situasi keamanan di daerah tersebut.
"Baru saja pak presiden telepon, intinya beliau mempertanyakan situasi keamanan di Manokwari dan daerah lain Papua Barat. Saya sampaikan bahwa kita sekarang sudah aman aktivitas masyarakat juga sudah mulai berjalan lancar," kata Gubernur di tengah pertemuan bersama para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan aktivis mahasiswa di Manokwari, Rabu (21/8).
Baca juga: Kronologi kericuhan Timika, aksi damai berakhir lemparan batu dan pembakaran fasilitas umum
Ia menyebutkan, secara umum situasi keamanan di Papua Barat saat ini cukup kondusif. Setelah menggelar pertemuan di Manokwari, gubernur bersama Kapolda serta Pangdam XVIII/Kasuari akan melakukan hal serupa di Kota Sorong dan Fakfak.
"Ini pun sudah saya sampaikan kepada bapak presiden. Pemprov Papua Barat bersama aparat baik TNI maupun Polri saat ini terus berupaya agar kerusuhan segera berhenti, saatnya kita bangun Papua Barat," kata Dominggus lagi.
Polda Papua Barat pasca kerusuhan di Manokwari pada Senin (19/8) mendapat tambahan kekuatan sebanyak 956 personil polisi dari sejumlah daerah. Ratusan personil itu masing-masing dibagi untuk wilayah Manokwari dan Sorong.
"Ini hanya untuk mengantisipasi, karena kekuatan personil Polda Papua Barat masih sangat kurang. Kita baru punya 40 persen kekuatan dari jumlah ideal sebuah Polda," kata Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak pada pertemuan tersebut.
Baca juga: Aksi damai anti-rasisme ribuan warga Timika berubah anarkis
Jika situasi sudah benar-benar kondusif, sebut Kapolda, personel Brimob dari Polda Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Bali itu akan segera dikembalikan.
Herry pun mengajak semua pihak untuk menjaga situasi Manokwari dan Papua Barat secara keseluruhan agar tetap kondusif. Polri bersama TNI akan bekerja maksimal dalam menciptakan keamanan.
"Kita semua butuh keamanan, supaya perekonomian berkembang baik, pemerintah bisa membangun dan seluruh aktivitas yang lain berjalan lancar," ucapnya lagi.
Hal serupa dikatakan Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau. Ia mengajak masyarakat untuk menjaga Papua Barat agar tetap aman.
"Masalah kita sekarang kan dengan orang di luar sana, tapi kenapa kita justru baku marah sendiri di sini. Merusak fasilitas-fasilitas yang ada di sini. Kita harus jaga rumah ini, jangan dirusaki," ujarnya dalam pertemuan itu.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat arif dalam menyikapi persoalan. Bukan dengan marah dan melakukan perusakan fasilitas pemerintah.
Baca juga: Pembakaran fasilitas umum warnai aksi demonstran di Fakfak Papua Barat
Baca juga: Demo di Sorong, massa sempat lempari Wali Kota sebelum dibubarkan polisi
Baca juga: Tokoh agama Papua ajak warga maafkan pelaku rasisme
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019
"Baru saja pak presiden telepon, intinya beliau mempertanyakan situasi keamanan di Manokwari dan daerah lain Papua Barat. Saya sampaikan bahwa kita sekarang sudah aman aktivitas masyarakat juga sudah mulai berjalan lancar," kata Gubernur di tengah pertemuan bersama para tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan aktivis mahasiswa di Manokwari, Rabu (21/8).
Baca juga: Kronologi kericuhan Timika, aksi damai berakhir lemparan batu dan pembakaran fasilitas umum
Ia menyebutkan, secara umum situasi keamanan di Papua Barat saat ini cukup kondusif. Setelah menggelar pertemuan di Manokwari, gubernur bersama Kapolda serta Pangdam XVIII/Kasuari akan melakukan hal serupa di Kota Sorong dan Fakfak.
"Ini pun sudah saya sampaikan kepada bapak presiden. Pemprov Papua Barat bersama aparat baik TNI maupun Polri saat ini terus berupaya agar kerusuhan segera berhenti, saatnya kita bangun Papua Barat," kata Dominggus lagi.
Polda Papua Barat pasca kerusuhan di Manokwari pada Senin (19/8) mendapat tambahan kekuatan sebanyak 956 personil polisi dari sejumlah daerah. Ratusan personil itu masing-masing dibagi untuk wilayah Manokwari dan Sorong.
"Ini hanya untuk mengantisipasi, karena kekuatan personil Polda Papua Barat masih sangat kurang. Kita baru punya 40 persen kekuatan dari jumlah ideal sebuah Polda," kata Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak pada pertemuan tersebut.
Baca juga: Aksi damai anti-rasisme ribuan warga Timika berubah anarkis
Jika situasi sudah benar-benar kondusif, sebut Kapolda, personel Brimob dari Polda Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Bali itu akan segera dikembalikan.
Herry pun mengajak semua pihak untuk menjaga situasi Manokwari dan Papua Barat secara keseluruhan agar tetap kondusif. Polri bersama TNI akan bekerja maksimal dalam menciptakan keamanan.
"Kita semua butuh keamanan, supaya perekonomian berkembang baik, pemerintah bisa membangun dan seluruh aktivitas yang lain berjalan lancar," ucapnya lagi.
Hal serupa dikatakan Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau. Ia mengajak masyarakat untuk menjaga Papua Barat agar tetap aman.
"Masalah kita sekarang kan dengan orang di luar sana, tapi kenapa kita justru baku marah sendiri di sini. Merusak fasilitas-fasilitas yang ada di sini. Kita harus jaga rumah ini, jangan dirusaki," ujarnya dalam pertemuan itu.
Ia pun mengajak seluruh masyarakat arif dalam menyikapi persoalan. Bukan dengan marah dan melakukan perusakan fasilitas pemerintah.
Baca juga: Pembakaran fasilitas umum warnai aksi demonstran di Fakfak Papua Barat
Baca juga: Demo di Sorong, massa sempat lempari Wali Kota sebelum dibubarkan polisi
Baca juga: Tokoh agama Papua ajak warga maafkan pelaku rasisme
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019