Mukomuko (ANTARA Bengkulu) - Mayoritas para istri di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menolak suaminya menggunakan alat kontrasepsi vasektomi dengan alasan khawatir pasangannya  selingkuh.

"Kendala pria tidak lagi mau menjadi vasektomi, karena istri tidak mengizinkan suami ikut vasektomi karena takut suaminya berbuat macam-macam," kata Bupati Mukomuko, Ichwan Yunus di Mukomuko, Senin.

Hal itu disampaikan oleh Ichwan Yunus terkait belum adanya penambahan pria di daerah itu yang ingin menjadi peserta baru program KB menggunakan alat kontrasepsi vasektomi, kendati dirinya memberikan hadiah Rp1 juta per orang.

"Kalau ada warga kita yang mau vasektomi tetap kami berikan hadiah, tetapi sekarang itu tidak ada lagi yang bersedia," ujarnya.

Ia menyebutkan, selama berjalannya program pemerintah setempat memberikan hadiah bagi pria yang ikut vasektomi, jumlah peserta KB khusus vasektomi di daerah itu telah mencapai 68 orang.

"Sekarang belum ada lagi penambahan pria yang ingin mengunakan alat kontrasepsi vasektomi, karena istri tidak mengizinkan lagi," ujarnya lagi.

Sedangkan anggaran untuk program KB di daerah itu tahun 2013, sebutnya, berkisar Rp100 hingga Rp150 juta.

"Nilainya tidak besar, namun cukup jika digunakan untuk mendukung termasuk mengkampanyekan program KB kepada warga setempat yang belum menjadi peserta KB," ujarnya menerangkan.

Selain itu, dia mengungkapkan, keprihatinannya karena tingkat usia pernikahan warganya di desa terlalu muda sehingga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah kemiskinan.

"Memang agak berat memutuskan kemiskinan apalagi warga baru berusia muda di desa sudah menikah," ujarnya.

Dia menceritakan tentang kondisi salah satu keluarga terdiri dari istri dan empat orang anak yang baru ditinggal pergi oleh suaminya, sehingga nasibnya sekarang menjadi tidak jelas.

Bahkan, kata dia, salah satu anak dari keluarga itu hampir mengalami penyakit busung lapar karena istri yang ditinggal suaminya itu tidak ada pekerjaan untuk membantu ekonomi keluarganya.

"Ini salah satu potret kehidupan masyarakat miskin yang memiliki empat orang anak tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari," ujarnya menerangkan.(ant)

Pewarta:

Editor : Ferri Aryanto


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012