Bengkulu,  (ANTARA Bengkulu) - Keluarga Kerukunan Tabot Bengkulu akan menggelar ritual "ambik tanah" pada tengah malam sebagai permulaan dari perayaan Tabot yang dilaksanakan pada 14 hingga 24 November 2012.

"Kami akan menggelar ritual `ambik tanah` pada pukul 00.00 WIB yang merupakan permulaan dari perayaan Tabot," kata Pelaksana Tugas Ketua Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) Bengkulu, Syiafril Syahbuddin, di Kota Bengkulu.

Ia mengatakan, ritual "ambik tanah" dilakukan setiap menyambut malam tahun baru Islam 1 Muharam untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein di Padang Karbala Irak.

"Sebelum ritual "ambik tanah" tersebut, KKT berdoa terlebih dahulu untuk keselamatan yang dilakukan sesudah salat Ashar. Selanjutnya pada malam harinya dilakukan pembacaan dzikir," ujarnya.

Ritual "ambik tanah" pada perayaan tabot di Bengkulu tersebut mempunyai makna bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT dari tanah dan suatu hari pasti akan meninggal dunia lalu kembali menjadi tanah.

"Prosesi `ambik tanah` yang dilaksanakan di Pantai Nala dan Tapak Paderi itu bertujuan untuk mengingatkan setiap manusia untuk selalu berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa karena kita semua pasti akan meninggal dunia," katanya.

Ia berharap warga jangan salah memaknai ritual tabot yang dilengkapi dengan asap kemenyan sehingga identik dengan unsur mistis.

"Tidak ada maksudnya untuk memanggil setan atau apapun tetapi hanya sekedar mengharumkan ruangan atau menetralisasi bau yang kurang sedap saja serta untuk seni," ujarnya.

Setelah ritual "ambik tanah" tersebut KKT akan menggelar ritual "duduk penja" atau mencuci jari-jari bertepatan pada 4 Muharam 1434 Hijriah. Pada 6 Muharam, KKT dari kelompok Imam dan Bangsal bertemu saat menggelar ritual `menjara` atau saling berkunjung.

Kemudian Ratusan orang yang tergabung dalam 17 keluarga tabot di Kota Bengkulu menggelar ritual `arak jari-jari dan `arak sorban` di lapangan merdeka pada 7-8 Muharam.

Pada 9 Muharam mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB, semua keluarga tabot tidak melakukan kegiatan apapun sebagai simbol dalam suasana duka atas wafatnya cucu Nabi Muhamad bernama Husein.

Pada hari yang sama, 9 Muharam 1434 Hijriah sesudah salat Ashar KKT Bengkulu akan menggelar ritual "tabot naik pangkek" yang bermakna menyambungkan bagian kepala Husein ke bagian tubuhnya sehingga lengkap.

Selanjutnya pada malam 9 Muharam, KKT akan menggelar ritual `tabot besanding` sebagai simbol persiapan untuk pemakaman jasad Husein yang akan dilaksanakan pada 10 Muharam yang dinamakan ritual `tabot tebuang`.

Upacara tabot dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Bengkulu untuk menyambut Tahun Baru Hijriah dan memperingati gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW bernama Husein di Padang Karbala Irak.

Tabot yang berarti peti mati adalah lambang peti yang berisi jenazah Husein yang diarak masyarakat Bengkulu pada hari ke-10 menuju pemakaman Karabela yang mencerminkan kawasan Karbala di Irak.(mhe)





Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012