Sejumlah sawah petani di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu saat ini mulai mengalami kekeringan menyusul musim kemarau yang melanda daerah itu sejak beberapa bulan belakangan.

"Tanaman padi kami baru berumur dua bulan, ini biasanya sedang membutuhkan air yang banyak sampai masa bunting padi, tapi sekarang kami kesulitan mendapatkan air untuk dilairkan ke sawah dan harus bergantian dengan petani lainnya," kata Meliawati (50) petani di Dusun III, Desa Rimbo Recap, Kecamatan Curup Selatan, Kamis.

Musim kemarau kali ini, kata dia, telah mengancam kelangsungan tanaman padi miliknya di atas lahan seluas 1/2 hektare tersebut. Ketersediaan air di saluran irigasi tradisional di dekat sawahnya sudah mulai mengering dan kalaupun ada air mereka harus menebat (membendung) aliran yang menuju ke sawah orang lainnya.

"Kami di sini bergantian mendapatkan air, ini baru kebagian setelah seminggu sawahnya tidak ada air. Giliran ke sawah kami siang ini, kalau sore nanti sudah untuk sawah orang lain lagi," kata dia.

Sistem penggiliran dalam mendapat air irigasi di tempat mereka ini kata wanita yang mengaku baru dua tahun menyewa sawah untuk bercocok tanam padi tersebut, harus banyak menahan sabar karena jika tidak antar petani bisa saling menimbulkan pertengkaran bahkan memakan korban jiwa.

Sementara itu, sawah yang mengalami kekeringan ini juga terjadi di wilayah Dusun II, Desa Lubuk Ubar, Kecamatan Curup Selatan, di mana musim kemarau ini selain mengancam kelangsungan tanaman padinya yang mencapai 1/2 hektare juga usaha kolam ikan mereka.

"Kalau ikan di kolamnya sudah banyak yang mabuk dan mati sehingga isinya sudah kami jual semuanya, karena kolamnya harus dapat terus menerus. Saat ini air disaluran irigasinya sudah mengering," kata Anjar (38), warga Dusun II, Desa Lubuk Ubar.

Dijelaskan dia, saat ini tanaman padi miliknya sudah berumur empat bulan dan sebentar lagi akan masuk bunting dan berbuah, jika pasokan air tidak ada maka tanaman padi mereka akan gagal panen, sehingga dia berharap hujan segera turun agar tanaman padi mereka tidak mati.
Kondisi tanaman padi di sawah milik Anjar dan beberapa petani lainnya yang ada di wilayah itu saat ini sudah setinggi lutut orang dewasa dan sebagian lagi mengerdil, sedangkan kondisi tanah sawahnya sudah mulai retak-retak.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2019